Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpapar COVID-19, Destinasi Nusantara (PDES) Kencangkan Ikat Pinggang  

Destinasi Tirta Nusantara memperkirakan pendapatan bakal turun 50 persen pada Maret 2020 sebagai imbas dari penyebaran virus corona.
Suasana Taman Wisata Candi Prambanan di Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (20/3/2020). Pihak PT Taman Wisata Candi (TWC) menutup sementara Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko menutup sementara dari hari Jumat (20/3/2020) hingga Minggu (29/3/2020) untuk mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19 di destinasi pariwisata. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Suasana Taman Wisata Candi Prambanan di Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (20/3/2020). Pihak PT Taman Wisata Candi (TWC) menutup sementara Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko menutup sementara dari hari Jumat (20/3/2020) hingga Minggu (29/3/2020) untuk mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19 di destinasi pariwisata. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pariwisata PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk. (PDES) atau Panorama Destinasi akan mengencangkan ikat pinggang seiring dengan sentimen penyebaran virus corona atau COVID-19. Pasalnya, akibat sentimen tersebut pendapatan perseroan diprediksi turun hingga 50 persen.

AB Sadewa, VP Brand & Communications Panorama mengatakan bahwa penyebaran COVID-19 yang sudah terjadi di banyak negara telah menekan permintaan perjalanan atau traveling.

Sebelumnya, anak usaha dari PT Panorama Sentrawisata Tbk. (PANR) yang bergerak di pilar inbound atau bisnis yang menangani wisatawan mancanegara itu mengatakan bahwa sentimen itu tidak mempengaruhi kinerja karena portofolio produk wisata China dan Hongkong yang dimiliki tidak lebih dari 9 persen.

Permintaan justru beralih ke portofolio produk lain seperti destinasi Eropa Barat, Eropa Timur, Inggris, Skandinavia, Rusia, Turki dan negara sekitarnya yang merupakan 50 persen dari kontribusi portofolio keseluruhan.

Namun, saat ini seluruh negara yang merupakan pangsa pasar dari tamu pariwisata yang ditangani oleh perseroan telah terjangkit virus itu dan membatasi perjalanan.

Mengutip keterangan perseroan pada laporan keuangan 2019, sentimen tersebut telah dirasakan perseroan sepanjang Maret 2020 yaitu dengan adanya penurunan signifikan pada pendapatan PDES yang diperkirakan anjlok 50 persen dibandingkan dengan pendapatan pada periode Maret 2019.

“Dengan banyaknya pembatasan perlintasan antar negara, otomatis berdampak besar bagi PDES sebagai operator tour khusus wisman (inbound). Oleh karena itu, strategi saat ini adalah menekan biaya-biaya, restrukturisasi utang, dan menagih piutang usaha,” ujar AB Sadewa kepada Bisnis, Jumat (3/4/2020).

Dia mengaku saat ini direksi manajemen tengah mengkaji ulang target pertumbuhan yang akan menjadi panduan pada tahun ini. Dengan situasi ketidakpastian saat ini pun, lanjut Sadewa, perseroan belum bisa memastikan anggaran dan ekspansi pada tahun ini.

Relaksasi Pinjaman

Adapun, Sadewa mengaku telah mengajukan relaksasi pembayaran finansial kepada perbankan terkait pinjaman perseroan. Per Desember 2019, total liabilitas PDES mencapai Rp253,62 miliar. Jumlah itu terdiri dari Rp66,39 miliar liabilitas jangka pendek dan Rp187,22 miliar liabilitas jangka panjang.

Dari jumlah tersebut, utang kepada perbankan mencapai Rp20,51 miliar (jangka pendek) dan Rp90,66 miliar (jangka panjang). Pinjaman diperoleh dari PT Bank Permata Tbk. dan PT Bank Central Asia Tbk.

Namun, hingga berita ini tayangkan Direktur Keuangan Destinasi Tirta Nusantara Vinita Surya belum membalas pesan singkat maupun telepon dari Bisnis terkait detail pengajuan relaksasi pinjaman tersebut.

Di sisi lain, kinerja PDES berbalik negatif pada 2019, mencatatkan kerugian hingga Rp14,8 miliar dibandingkan dengan perolehan perseroan pada 2018 yang berhasil mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp3,51 miliar.

Kinerja negatif tersebut sejalan dengan penurunan pendapatan perseroan yang juga turun sebesar 10,2 persen dari Rp514,8 miliar pada 2018 menjadi hanya sebesar Rp461,92 miliar.

Adapun, penurunan itu didorong oleh pendapatan dari paket perjalanan wisata pada 2019 yang juga melemah 13 persen menjadi Rp402,7 miliar dibandingkan dengan perolehan 2018 yang mencapai Rp464,1 miliar. Padahal, pendapatan dari sewa kendaraan berhasil naik 16,7 persen dari Rp50,6 miliar pada 2018 menjadi Rp59,19 miliar pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper