Bisnis.com, JAKARTA – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. mengklaim tingkat rata-rata penjualan harian belum mengalami penurunan signifikan akibat mewabahnya virus corona baru atau Covid-19.
Direktur Indocement Tunggal Prakarsa Marcos Oey menyatakan bahwa pandemi global tersebut tidak memberi dampak secara langsung terhadap industri semen. Sejauh ini, dia mengklaim tingkat penjualan semen harian masih berjalan dengan cukup baik.
“Memang benar bahwa gejala perkembangan industri semen mulai terganggu dengan adanya pandemi Covid-19 ini sejak awal tahun. Terkait proyeksi pencapaian kuartal I, kami masih konsolidasi data,” jelasnya kepada Bisnis.com, Kamis (26/3/2020).
Dia mengutarakan bahwa perseroan telah mengamati perkembangan dampak virus corona sejak mulai mewabah di China dan Thailand. Perseroan juga telah melakukan antisipasi dengan efisiensi operasional, baik pada lini produksi maupun lini administrasi dan umum.
“Stock monitoring kami lakukan secara ketat untuk memastikan kami tidak perlu menjalankan semua lini kami,” ujarnya.
Dia menjelaskan perseroan juga masih mengkaji perkembangan dampak wabah tersebut terhadap situasi di pasar. Hal ini akan dijadikan acuan bagi perseroan dalam melakukan revisi target pada tahun ini.
Baca Juga
“Kami sangat berhati hati dalam hal ini [revisi target],” ucapnya.
Sebelumnya, Marcos menuturkan bahwa sampai dengan Februari total penjualan emiten berkode saham INTP ini mencapai 2,8 juta ton. Jumlah ini tercatat menurun sekitar 4 persen—5 persen secara tahunan.
Selain pandemi virus corona, penyebab penurunan penjualan pada awal tahun ini adalah tingginya curah hujan di sejumlah kawasan Tanah Air. Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang merupakan pangsa pasar utama perseroan terkena bencana banjir akibat kondisi cuaca itu.
Mengutip presentasi perusahaan milik Grup Salim tersebut pada bulan ini, perseroan mulanya memperkirakan tahunini akan menjadi periode yang sibuk bagi industri semen, khususnya di daerah Jabodetabek dan Jawa Barat. Hal ini diperkirakan terjadi seiring dengan banyaknya pembangunan infrastruktur di area itu.
Kendati demikian, dengan perkembangan pandemi virus corona serta menurunnya harga batu bara dan minyak secara signifikan, perseroan telah melakukan revisi target pertumbuhan penjualan menjadi hanya 1 persen —2 persen. Sebelumnya, sejalan dengan proyeksi Asosiasi Semen Indonesia (ASI) target pertumbuhan penjualan adalah 3 persen—4 persen.