Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantap! Dolar AS Terkapar, Rupiah Melonjak 1,23 persen

Dolar AS tertekan sentimen peningkatan jumlah pengangguran yang naik 281.000 dalam sepekan.
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (23/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah melanjutkan penguatannya selama tiga hari berturut-turut dan membuka perdagangan Jumat (27/3/2020) melonjak hingga 1,23 persen akibat pelemahan dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah membuka perdagangan berada di posisi Rp16.105 per dolar AS, terapresiasi 1,23 persen atau 200 poin.

Pada perdagangan sebelumnya, Kamis (26/3/2020), rupiah parkir di level Rp16.305 per dolar AS, terapresiasi 1,18 persen atau 195 poin. Penguatan itu menjadikan rupiah sebagai mata uang dengan kinerja terbaik di Asia, mengalahkan ringgit yang menguat 1,16 persen dan rupee yang terapresiasi 0,97 persen.

Peningkatan angka pengangguran di AS, memberikan tekanan baru terhadap dolar AS dan menjadi katalis positif bagi aset berisiko, termasuk rupiah. Tercatat, total pengangguran AS anjlok hingga 3,28 juta orang pada pekan ini, jauh lebih tinggi daripada total pengangguran pekan lalu sebesar 281.000 orang.

Dalam perdagangan yang sama, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama turun ke level 99,369.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa tren penguatan rupiah didukung oleh melemahnya dolar AS akibat sentimen pelaku pasar yang dengan cemas menanti paket stimulus senilai US$2 triliun untuk mengimbangi dampak ekonomi dari pandemi virus corona atau Covid-19. 

Adapun, selain AS, pemerintah negara lainnya, termasuk Indonesia, juga telah menggelontorkan stimulus guna menjaga ekonomi tidak bergerak negatif akibat penyebaran Covid-19.

“Banjirnya stimulus yang digelontorkan pemerintah menjadi sentimen positif bagi mata uang garuda sehingga  dapat mengangkat kembali kepercayaan diri investor untuk mengumpulkan aset berisiko seiring dengan harapan perlambatan ekonomi dapat dibatasi,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Kamis (26/3/2020).

Stimulus terbaru, The Fed akan menggelontorkan stimulus yang kemungkinan sebesar US$454 miliar di luar paket kebijakan, yang akan dialokasikan untuk mendukung kredit. Untuk diketahui, tindakan ini belum pernah terjadi sebelumnya, melampaui apa pun yang dilakukan The Fed selama krisis keuangan 2008.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper