Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 24 Maret: IHSG Tertekan, Rupiah Rebound, Emas Melonjak

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih didera aksi jual, sedangkan nilai tukar rupiah berhasil terapresiasi terhadap dolar AS di tengah bangkitnya minat investor terhadap aset-aset berisiko.
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (24/3/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (24/3/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih didera aksi jual, sedangkan nilai tukar rupiah berhasil terapresiasi terhadap dolar AS di tengah bangkitnya minat investor terhadap aset-aset berisiko.

Berbanding terbalik dengan IHSG, rata-rata indeks saham lain di Asia mampu bangkit ke zona hijau bahkan membukukan kenaikan tajam setelah terbenam di zona merah pada perdagangan Senin

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Selasa (24/3/2020):

Bursa Asia Bangkit, IHSG Masih Terkapar di Zona Merah

Berdasarkan data BEI, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melorot 1,3 persen atau 51,88 poin ke level 3.937,63.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG telah bergerak di kisaran 3.911,72-4.123,56.

Sebanyak 8 dari 10 sektor dalam IHSG melemah, dipimpin aneka industri (-4,57 persen) dan properti (-2,92 persen). Adapun sektor pertambangan dan pertanian masing-masing mampu naik 3,64 persen dan 1,06 persen.

Stimulus The Fed Dongkrak Pamor Aset Berisiko, Bursa Global Rebound

Pasar saham global kompak rebound dan naik tajam pada perdagangan siang ini, didorong meningkatnya minat investor terhadap aset-aset berisiko.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks MSCI Asia Pacific melonjak 4,9 persen dan indeks Topix Jepang naik tajam 3,2 persen siang ini.

Indeks saham lain di Hong Kong dan Sydney juga menanjak sedikitnya 3 persen masing-masing. Adapun, indeks saham Korea Selatan melejit hampir 9 persen setelah pemerintah Korsel mengumumkan langkah-langkah untuk menstabilkan pasar keuangan.

Kejutan The Fed Jadi 'Gamechanger', Awas Hantu Volatilitas!

Berdasarkan data Bloomberg, indeks MSCI Asia Pacific melonjak 4,8 persen menuju kenaikan terbesarnya sejak Oktober 2008. Rally indeks MSCI di antaranya didorong lonjakan indeks Kospi Korea Selatan sebesar 8,6 persen setelah pemerintah Korsel mengumumkan langkah-langkah untuk menstabilkan pasar keuangan.

Kondisi ini kontras dengan warna merah yang mendominasi bursa Asia pada perdagangan Senin (23/3/2020). Indeks saham acuan India dan Selandia Baru bahkan mencatatkan rekor pelemahannya menyusul pengumuman tentang lockdown nasional.

“Putaran stimulus terbaru oleh The Fed menjadi gamechanger,” ujar Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, seperti dilansir Bloomberg.

“The Fed telah melakukan tiga aksi besar pada Maret dan yang terbaru ini akan memuaskan semua orang, termasuk Presiden Trump,” tambahnya.

Rupiah Patahkan Pelemahan Beruntun

Di sisi lain, dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang negara maju dan berkembang, menunjukkan tanda-tanda tentatif dari berkurangnya tekanan setelah terapresiasi tajam sejak krisis keuangan global.

Nilai tukar rupiah rebound dan ditutup terapresiasi 75 poin atau 0,45 persen ke level Rp16.500 per dolar AS, mematahkan rentetan pelemahan beruntun sebelumnya, seiring dengan berakhirnya keperkasaan dolar AS.

Nasib dolar AS berubah drastis setelah bank sentral Federal Reserve AS mengumumkan stimulus terbaru, yang mendorong pelaku pasar memburu aset-aset berisiko dan melepaskan greenback.

Pada Senin (23/3/2020), The Fed mengumumkan gelombang inisiatif bernilai besar-besaran untuk mendukung perekonomian AS. Inisiatif yang dimaksud mencakup pembelian obligasi dalam jumlah tak terbatas guna menjaga biaya pinjaman tetap rendah serta menyiapkan program-program guna memastikan aliran kredit ke perusahaan-perusahaan juga pemerintah negara bagian dan lokal.

The Fed Buat Kejutan Stimulus, Keperkasaan Dolar Berakhir

Indeks dolar jatuh dari level tertinggi sepanjang setelah The Fed mengumumkan pelonggaran kuantitatif yang tak terbatas.

"Tindakan the Fed efektif dalam memberikan bantuan kepada pasar, tetapi jika pengaruh terhadap ekonomi berlangsung lebih lama, kebijakan saat ini mungkin tidak cukup," kata Tohru Sasaki, kepala riset pasar Jepang di JPMorgan Chase & Co.

“Seberapa efektif kebijakan [The Fed] tersebut akan tergantung pada berapa lama penyebaran infeksi Covid-19 berlanjut,” lanjutnya.

Pergerakan Harga Emas

Harga emas Comex untuk kontrak Juni 2020 terpantau melonjak 86,90 poin atau 5,53 persen ke level US$1.659,60 per troy ounce pukul 19.38 WIB.

Emas berhasil kembali ke level US$1.600 per troy ounce setelah The Fed secara mendadak mengumumkan stimulus untuk melindungi ekonomi AS dari paparan penyebaran virus corona atau COVID-19 sehingga mendorong dolar AS melemah.

Goldman Sachs pun kembali menargetkan emas untuk menuju level US$1.800 per troy ounce pada tahun ini, mengejar level tertingginya sejak 2011.

Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta bertambah Rp28.000 ke level Rp919.000 per gram. Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas meningkat Rp26.000 menjadi Rp836.000 per gram dari harga sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper