Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Kembali Anjlok 5 Persen, OJK Imbau Investor Tidak Panik

Penurunan IHSG sejalan dengan tren penurunan bursa saham di negara lain akibat sentimen penyebaran virus corona.
Pengunjung mengamati layar monitor yang menampilkan perdagangan harga saham di lantai PT Bursa efek Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) resmi disuspensi setelah 15 menit perdagangan dimulai. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di 4.650,58 melemah 5,01 persen atau 245,17 poin. Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung mengamati layar monitor yang menampilkan perdagangan harga saham di lantai PT Bursa efek Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) resmi disuspensi setelah 15 menit perdagangan dimulai. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di 4.650,58 melemah 5,01 persen atau 245,17 poin. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Pihak otoritas meminta kepada investor yang masih berada di pasar modal di Indonesia untuk tidak panik dan mengikuti tren jual yang saat ini sedang terjadi.

Ketua Dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, penurunan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tengah terjadi merupakan dampak dari melebarnya sentimen negatif di bursa lain. Sentimen tersebut adalah wabah virus corona yang kini telah dinyatakan pandemi oleh World Health Organization (WHO).

Untuk itu, dia meminta kepada para investor untuk tidak panik dan keluar dari bursa Indonesia. Wimboh memastikan, pihaknya dan juga Bursa Efek Indonesia (BEI) akan terus memonitor kondisi pasar modal dan mengambil langkah yang sesuai untuk meminimalisir dampak negatif sentimen ini.

“Kami mengimbau kepada para investor untuk tetap tenang. Kami telah berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai protokol-protokol yang harus ditempuh apabila ada penurunan lebih lanjut,” katanya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta pada Jumat (13/3/2020).

Menurut Wimboh, dampak dari wabah virus corona ke pasar modal Indonesia tidak dapat dihindari. Hal ini karena sentimen negatif pada setiap negara akan saling berkaitan dan mempengaruhi kinerja bursa efek.

Dia melanjutkan, hal yang dapat dilakukan adalah memberikan ruang gerak seluas-luasnya kepada emiten dan pengusaha. Hal tersebut perlu ditempuh agar emiten-emiten di pasar modal dapat segera memperbaiki kinerja keuangan di tengah kondisi saat ini.

Adapun OJK mengeluarkan stimulus sektor keuangan, yakni bank dapat menerapkan sejumlah kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi untuk debitur yang terkena dampak wabah virus corona. Salah satu upaya tersebut adalah restrukturisasi untuk seluruh kredit tanpa melihat batasan plafon kredit atau jenis debitur, termasuk debitur UMKM.

Kendati paket stimulus tersebut tidak terkait langsung dengan pasar modal Indonesia, Wimboh mengatakan hal ini diharapkan dapat memberikan kepercayaan diri kepada pelaku usaha. Hal ini, lanjutnya, juga akan ikut mendorong kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia.

Hingga sesi pertama perdagangan Jumat (13/3/2020), IHSG parkir di level 4.649,97 dengan pelemahan tajam 245,78 poin atau 5,02 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya. 

Sejak dibuka, IHSG langsung turun 4,67 persen dan akhirnya menyentuh level penurunan 5,01 persen. 

Pada pukul 09.15 WIB, perdagangan dihentikan sementara. Perdagangan dibuka kembali selang 30 menit kemudian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper