Bisnis.com, JAKARTA – Pengumuman stimulus lanjutan oleh pemerintah belum mampu mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bangkit ke zona hijau pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (13/3/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di level 4.649,97 dengan pelemahan tajam 245,78 poin atau 5,02 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (12/3/2020), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 4.895,75 dengan pelemahan tajam 5,01 persen atau 258,36 poin.
Pelemahan indeks mulai berlanjut pada Jumat dengan langsung terkoreksi tajam hampir 5 persen. Hanya berselang 15 menit setelah dibuka, IHSG makin terjerembab hingga terkoreksi 5,01 persen ke level 5.640,583.
Bursa Efek Indonesia (BEI) pun menghentikan sementara perdagangan pada pukul 09.15 WIB. Meski demikian, IHSG terpantau terus mengalami penurunan setelah jeda selama 30 menit.
Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 4.639,91 – 4.894,67.
Baca Juga
Seluruh 9 sektor menetap di wilayah negatif pada akhir sesi I, dipimpin industri dasar (-6,03 persen), barang konsumen (-5,76 persen), dan aneka industri (-5,65 persen).
Dari 684 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 36 saham menguat, 358 saham melemah, dan 290 saham stagnan.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing turun 5,58 persen dan 6,65 persen menjadi penekan utama IHSG pada akhir sesi I.
Pada Jumat (13/3/2020) pagi, pemerintah akhirnya mengumumkan paket stimulus kedua untuk menghadapi dampak ekonomi sebagai imbas penyebaran virus corona (Covid-19).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan stimulus dikucurkan karena virus corona telah menjadi pandemi global, sesuai dengan keputusan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Dia menerangkan, pemerintah akan fokus pada ketersediaan stok pangan, kemudian sektor pariwisata dan transportasi. Penurunan harga minyak akibat perang harga antara Arab Saudi dan Rusia juga jadi turut perhatian.
Di antara stimulus yang diberikan kali ini terkait fiskal relaksasi PPh pasal 21 ditanggung pemerintah diberikan 6 bulan. Relaksasi juga diberikan untuk PPh pasal 22 impor yang berlaku 19 sektor pengolahan dan potongan PPh pasal 25 sebesar 30 persen.
Relaksasi restitusi PPh diberikan tanpa audit dan tanpa plafon untuk industri orientasi ekspor, berlaku enam bulan.
Meski demikian, IHSG tampak tak bergeming dari teritori negatif bahkan mempertahankan koreksi tajamnya hingga akhir sesi I bersama dengan rata-rata bursa Asia.
Indeks saham lain di Asia Tenggara juga tertekan di zona merah pada Jumat siang dengan indeks FTSE Straits Times Singapura (-4,99 persen), FTSE KLCI Malaysia (-6,28 persen), SE Thailand (-4,23 persen), dan PSEi Filipina (-4,54 persen).
Di negara lainnya di Asia, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang meluncur 6,53 persen dan 7,16 persen masing-masing, Kospi Korea Selatan jebol 5,22 persen, dan Hang Seng Hong Kong turun tajam 5,78 persen.
Di China, tempat wabah corona bermula, indeks CSI 300 dan Shanghai Composite pun melemah 3,53 persen dan 3,32 persen, sedangkan Taeix Taiwan anjlok 5,76 persen pukul 11.33 WIB.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengimbau pada pelaku pasar saham untuk tidak panik seiring koreksi terjadi pada perdagangan hari ini.
Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi mengatakan tren bearish tidak hanya melanda pasar saham dalam negeri. Dia menyebut, sejumlah negara juga mengalami tren serupa, seperti Bursa Thailand yang mencetak penurunan 10 persen hingga otoritas bursa di sana menghentikan perdagangan sementara.
Dia menerangkan, pihaknya sudah menerapkan berbagai upaya untuk menahan penurunan lebih dalam. Misalnya, BEI sudah mengubah batasan auto rejection bawah (ARB) menjadi minus 7 persen dari sebelumnya minus 10 persen.
“Ini semua agar supaya investor tidak ikut-ikutan menjual.Investor kami ajak rasional, jangan panik. Kalau dilihat secara mendalam, banyak perusahaan layak dikoleksi. sayang dijual saat ini,” jelasnya di Jakarta.