Bisnis.com, JAKARTA - Pemegang saham mendesak dua aplikasi layanan transportasi online, Grab dan Gojek, yang diisukan tengah mengalami kesulitan kas di tengah persaingan usaha untuk segera melakukan merger.
“Kekuatan yang bermain di sini lebih tinggi dari sekadar apa yang diinginkan Grab atau Gojek - atau memang tidak diinginkan. Ini terkait dengan sejumlah pemegang saham berpengaruh jangka panjang di kedua perusahaan yang ingin membendung kerugian atau menemukan cara untuk keluar dari investasi mereka,” kata salah satu investor Grab seperti dilansir Financial Times, Minggu (8/3/2020).
Menurut Financial Times, Gojek dan Grab sebenarnya telah melakukan pembicaraan selama setidaknya dua tahun. Gojek sendiri ditopang oleh sejumlah pemegang saham besar seperti Tencent, Google, Grab Singapura yang termasuk di dalamnya SoftBank dan Microsoft.
Akhir Februari, kedua perusahaan Grab Holdings Inc. dan Gojek kembali diisukan melakukan penjajakan tahap awal.
Ketika dikonfirmasi, isu tersebut pun langsung dibantah oleh pihak Gojek.“Tidak ada rencana merger, dan pemberitaan yang beredar di media terkait hal tersebut tidak akurat.” ujar Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita ketika dikonfirmasi Bisnis, Selasa (25/2/2020).
Namun, sejatinya ada yang menarik apabila menilik peluang terjadinya merger kedua raksasa digital Asia Tenggara itu.
Seperti diketahui, basis pengguna kedua perusahaan tidak lagi hanya dibangun berdasarkan jasa transportasi daring, melainkan juga beberapa layanan seperti jasa jual-beli makanan, tiket, pulsa, dan bahkan kesehatan.
Angka pengguna kedua aplikasi tersebut juga tidak main-main. Per semester I/2019, aplikasi dan ekosistem Gojek telah diunduh oleh lebih dari 155 juta pengguna, dengan lebih dari 2 juta mitra pengemudi, hampir 400.000 mitra merchants, dan lebih dari 60.000 penyedia layanan di Asia Tenggara.
Sementara Grab, meskipun belum ada informasi mengenai jumlah pengguna aplikasi di Indonesia secara spesifik, tetapi di Asia Tenggara, perusahaan telah memiliki kurang lebih 144 juta pengguna dan 9 juta mitra pengemudi.