Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global tergelincir dari penguatannya dan turun lebih dari 1 persen pada perdagangan hari ini, Selasa (10/3/2020), di tengah stabilnya pergerakan pasar ekuitas.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot melorot 1,1 persen ke level US$1.661,78 per troy ounce. Pada perdagangan Senin (9/3), spot emas menyentuh level US$1.703,39, level tertinggi sejak Desember 2012.
Adapun harga emas berjangka di bursa Comex untuk kontrak April 2020 terpantau merosot 17,30 poin atau 1,03 persen ke level US$1.658,40 per troy ounce pada pukul 13.21 WIB. Sepanjang perdagangan hari ini, harga emas Comex bergerak di level 1.649,40 – 1.681,30.
Pada perdagangan Senin (9/3), harga emas Comex mampu berakhir naik 0,20 persen atau 3,30 poin ke level US$1.675,70 per troy ounce, kenaikan hari ketiga berturut-turut.
Dilansir Bloomberg, penguatan harga emas mereda karena pasar bergerak lebih stabil setelah pada Senin (9/3) mencatat penurunan terbesar di Wall Street sejak 2008, yang dipicu oleh pecahnya perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia serta kekhawatiran tentang dampak dari virus corona.
Pemulihan pada pasar ekuitas di antaranya didorong oleh rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memangkas pajak penghasilan dan meluncurkan paket kebijakan bagi industri-industri yang terdampak virus corona.
Baca Juga
Pernyataan ini disampaikan beberapa jam setelah bursa AS mencatat rekor penurunan terburuk dalam satu dekade terakhir. Menyusul pernyataan tersebut, mayoritas bursa saham di Asia diperdagangkan naik, sedangkan kontrak berjangka ekuitas AS rebound pada perdagangan Selasa.
Meski tergelincir dari penguatannya, harga emas tetap bergerak di kisaran level tertinggi dalam lebih dari 7 tahun karena para investor mencari tempat berlindung dalam aset investasi aman (safe haven).
“Kami percaya bahwa kita sedang melihat emas bergerak dua arah saat ini. Dan ini tidak biasa untuk emas ketika terdapat aksi jual yang tajam dalam pasar ekuitas,” tutur Suki Cooper, analis logam mulia di Standard Chartered, kepada Bloomberg TV.
"Investor perlu beralih ke aset-aset berkualitas tinggi dan likuid. Emas adalah salah satu dari aset likuid itu, khususnya mengingat bahwa kita telah melihat kenaikan yang tajam baru-baru ini. Investor dapat mengambil untung dalam emas dan terus beralih padanya sebagai safe haven,” terangnya.