Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Runtuh ke US$30, Harga Emas Tembus Level US$1.700

Menurut Goldman Sachs Group Inc., emas memiliki kekebalan terhadap virus corona dan memperkirakan bahwa harga emas bisa mencapai level US$1.800 per troy ounce.
Seorang karyawan memegang beberapa butiran emas di Perth Mint Refiner./ Carla Gottgens - Bloomberg
Seorang karyawan memegang beberapa butiran emas di Perth Mint Refiner./ Carla Gottgens - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas dunia melonjak dan menembus level US$1.700 pada perdagangan pagi ini, Senin (9/3/2020), seiring dengan meningkatnya minat investor terhadap aset investasi aman (safe haven).

Serangkaian faktor yang mendorong logam mulia tersebut adalah gejolak di pasar minyak, wabah penyakit virus corona (Covid-19), penurunan saham, dan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar di tengah meningkatnya risiko resesi.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot melonjak 1,8 persen ke level US$1.703,39 per troy ounce, level tertinggi sejak Desember 2012, dan kemudian diperdagangkan di level US$1.694,54 pada pukul 08.33 pagi waktu Singapura. 

Adapun harga emas berjangka di bursa Comex untuk kontrak April 2020 terpantau melonjak 23,40 poin atau 1,40 persen ke level US$1.695,80 per troy ounce pada pukul 09.51 WIB. Sepanjang perdagangan pagi ini, harga emas Comex bergerak di level 1.680,40 – 1.704,30.

Harga emas mencapai level tertingginya sejak 2012 karena minyak mentah Brent runtuh pada awal perdagangan di Asia yakni sebesar 28,65 persen ke level US$32,30 per barel pukul 10.57 WIB. Di sisi lain, indeks kontrak berjangka pada indeks S&P 500 merosot lebih dari 4 persen.

Investor telah mendorong kepemilikan emas dalam dana yang diperdagangkan di bursa ke rekornya karena kekhawatiran bahwa wabah virus yang mematikan itu akan memukul prospek pertumbuhan.

Aset safe haven secara keseluruhan telah meningkat lebih tinggi tahun ini, setelah melonjak 18 persen pada 2019, ketika krisis kesehatan global meluas dan bank sentral memangkas suku bunga untuk mencoba dan membendung kerugian akibat corona.

Menurut Goldman Sachs Group Inc., yang menjuluki logam mulia tersebut sebagai mata uang pilihan terakhir, emas memiliki kekebalan terhadap virus corona dan memperkirakan bahwa harga emas bisa mencapai level US$1.800 per troy ounce.

“Ada aliran yang jelas untuk aset-aset safe haven saat ini dan emas adalah penerima manfaat utama,” ujar Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets, Sydney.

“Pasar khawatir bahwa kita bisa melihat situasi yang lebih buruk sebelum semuanya menjadi lebih baik, yang tentu saja merupakan berita baik untuk emas," tambahnya, seperti dilansir Bloomberg.

AS dan Eropa kini menghadapi "kemungkinan berbeda" dari resesi teknis pada paruh pertama karena wabah itu merugikan permintaan dan penawaran, serta mendorong para investor ke aset-aset aman, menurut Joachim Fels dari Pacific Investment Management Co.

Bahkan setelah bank sentral AS Federal Reserve menerapkan pemangkasan darurat suku bunga acuan pekan lalu, ada perkiraan untuk pelonggaran lebih lanjut dalam rapat kebijakan regular pada 17-18 Maret. Investor juga akan mencermati pertemuan kebijakan terjadwal Bank Sentral Eropa pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper