Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Emiten Konsumer Dijagokan Mirae Asset Sekuritas

Salah satu katalis positif bagi saham-saham consumer antara lain pergerakan harga minyak sawit mentah.
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – PT Mirae Asset Sekuritas menjadikan saham-saham di sektor consumer sebagai pilihan rekomendasi pada Maret 2020. Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO)  yang cenderung berada di atas 2.000 ringgit dianggap sebagai katalis positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan penjualan emiten konsumer di masa yang akan datang.

Secara umum, Mira menjagokan empat saham yang bergerak di sektor konsumsi, yaitu  PT Kino Indonesia Tbk. (KINO), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR).

Analis Hariyanto Wijaya menuturkan secara garis besar, sekuritas menilai harga CPO memiliki korelasi yang positif terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Dia menambahkan, perkebunan sawit memiliki pengaruh kuat terhadap perekonomian Indonesia.

“Dari segi jumlah orang yang kerja di Indonesia, 27,3 persen total tenaga kerja berasal dari sektor agrikultur mayoritas CPO,” ujarnya saat ditemui di Kawasan SCBD, Jakarta Selatan pada Senin (9/3/2020).

Karena tenaga kerja yang diserap dari sektor tersebut cukup tinggi, analis menemukan korelasi antara harga CPO dan daya beli masyarakat serta pertumbuhan ekonomi Indonesia

“Dengan harga CPO yang stabil, dan kemungkinan wabah virus corona berangsur akan mereda, pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan membaik pada akhir Mei seiring dengan momentum Lebaran,” imbuhnya.

Hariyanto menilai rekomendasi saham emiten konsumer tak serta merta membuat sekuritas menaikkan ekspektasi terhadap emiten retail yang memperjualbelikan produk konsumer. Hal ini dikarenakan kecenderungan panic buying diperkirakan hanya akan berlangsung sementara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper