Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT PP Properti Tbk. (PPRO) masih menargetkan marketing sales tahun ini bisa mencapai Rp3,8 triliun meskipun pasar properti diperkirakan melambat akibat virus corona.
Direktur Keuangan PP Properti Indaryanto mengatakan perseroan masih optimistis bisa menghimpun dana sebesar itu. Pasalnya ada beberapa proyek yang sudah selesai pada kuartal I/2020.
"Kami belum ada revisi marketing sales dan kuartal I/2020 kami sudah ada penjualan karena beberapa tower sudah selesai pada 2019 jadi tahun ini pasti serah terima dengan konsumen dan bisa diakui penjualannya sesuai PSAK 72," katanya kepada Bisnis.com pada Jumat (6/3/2020).
Target marketing sales itu tumbuh sekitar 26 persen dari realisasi pendapatan tahun lalu. Perseroan optimistis dapat mencapai target ini dengah sejumlah strategi diversifikasi bisnis yang diterapkan.
Salah satunya adalah menggenjot lini bisnis rumah tapak atau landed house. Lini bisnis ini diharapkan dapat berkontribusi sekitar 7 persen terhadap total marketing sales perseroan tahun ini.
Adapun, 85 persen marketing sales masih akan menandalkan lini bisnis residensial, dan sisanya dari lini bisnis hospitality berupa pendapatan berulang.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Utama PPRO Taufik Hidayat mengatakan sejumlah produk rumah tapak yang akan dikeluarkan perseroan tersebar di sejumlah lokasi, yakni Rancasari di Bandung, Transyogi di Cibubur, dan Cengkareng, Jakarta Barat. Menurutnya, sejumlah lokasi cukup strategis untuk meningkatkan minat konsumen.
Adapun, jumlah unit yang ditawarkan masing-masing proyek adalah sekitar 536 unit, 607 unit, dan 179 unit. Dia mengatakan pembangunan proyek-proyek ini akan dikerjakan dalam beberapa fase.
Produk ini akan menyasar pasar kelas menengah dengan mengusung konsep milenial dan harga terjangkau di kisaran Rp800 juta per unit. Lokasi-lokasi rumah yang ditawarkan sangat dekat dengan moda transportasi umum dan pintu masuk tol.
Pada hari ini, harga saham PPRO ditutup pada level Rp51 per saham. Harga saham anak usaha plat merah itu sama sekali belum beranjak dari pembukaan meski sudah ditransaksikan 491 kali dengan nilai mencapai Rp1,35 miliar.
Manajemen perseroan tengah mengkaji opsi pembelian kembali atau melakukan reverse stock supaya harga saham kembali naik. Pasalnya, selama tahun berjalan kinerja saham PPRO sudah terkoreksi sedalam 25 persen.