Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Potensial Indeks-Bisnis 27, Apa Saja Pilihannya?

Saham-saham penghuni Indeks Bisnis-27 menjadi rekomendasi analis karena sifatnya yang defensif dan dukungan kebijakan pemerintah pusat.
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten di bidang perbankan dan energi pada indeks saham Bisnis-27 menjadi rekomendasi analis karena performanya yang defensif dan dukungan kebijakan pemerintah pusat.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan secara global wabah virus corona yang penyebarannya kian agresif menjadi faktor utama dibalik tertekannya nilai indeks saham termasuk Bisnis-27. Para investor mulai menyadari wabah ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Sentimen ini pun mendorong pemilik modal untuk berpindah dari pasar saham ke aset-aset safe haven seperti emas dan obligasi. Di sisi lain, sejumlah emiten yang ada dalam indeks ini juga menjadi penyebab menurunnya kinerja Bisnis-27.

“Saham-saham big caps yang ada di indeks ini beberapa diantaranya mengalami penurunan market cap selama beberapa waktu terakhir. Akibatnya, nilai indeks juga ikut tertekan,” katanya saat dihubungi pada Senin (2/3/2020) di Jakarta.

Meski demikian, Nafan menuturkan sejumlah emiten yang berada pada indeks ini masih memiliki potensi mendatangkan return yang sehat. Salah satu sektor yang masih cukup baik adalah perbankan karena pelemahannya yang tidak sedalam sektor-sektor lain.

Emiten perbankan yang ada di indeks Bisnis-27 seperti BBRI, BBCA, BBNI, dan BMRI patut menjadi perhatian para investor. Potensi keuntungan pada sektor ini juga ditopang dengan optimisme sektor ini terhadap pertumbuhan kredit yang akan double digit.

“Emiten di sektor banking ini yang juga ikut menahan laju indeks terkoreksi lebih dalam,” tambahnya.

Selain itu, emiten di bidang energi juga patut menjadi perhatian. Saham milik PTBA dan ADRO diperkirakan akan diuntungkan dengan upaya pemerintah mempermudah gasifikasi batubara untuk mengurangi ketergantungan impor gas.

Selanjutnya, ia juga merekomendasikan saham emiten telekomunikasi TLKM. Meskipun hanya mengandalkan kinerja data dan layanan internet Indihome, ia menilai selama TLKM masih memiliki market share yang besar secara domestik, performa sahamnya akan tetap optimal.

Emiten lain yang patut menjadi pertimbangan investor adalah UNTR. Menurut Nafan, meskipun kinerja pada lini bisnis utama mengalami penurunan, performa UNTR tertolong dengan penerimaan dari pertambangan emas Martabe.

“Pada sektor konsumer juga ada UNVR, INDF, dan ICBP. Tetapi ini masih bergantung pada tingkat konsumsi masyarakat di tengah wabah virus corona dan angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang perlu dijaga diatas level 100,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper