Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Rupiah Melemah 179 Poin, Mayoritas Mata Uang Asia Menguat

Kurs jual ditetapkan di Rp13.485 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.341 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp144.
Karyawan menanta uang rupiah di kantor cabang Bank BRI syariah, Senin (3/7/2017). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menanta uang rupiah di kantor cabang Bank BRI syariah, Senin (3/7/2017). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (2/3/2020) di level Rp14.413 per dolar AS, melemah 179 poin atau 1,26 persen dari Rp14.234 pada Jumat (28/2/2020).

Kurs jual ditetapkan di Rp13.485 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.341 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp144.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau melemah 57 poin atau 0,4 persen ke level Rp14.375 per dolar AS pada pukul 08.42 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah dibuka di zona merah dengan pelemahan 20 poin atau 0,14 persen ke level Rp14.338 per dolar AS, setelah pada akhir perdagangan Jumat (28/2) rupiah ditutup anjlok 293 poin atau 2,09 persen ke level Rp14.318 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp14.338-Rp14.375 per dolar AS.

Rupiah melemah meskipun mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau menguat, dipimpin oleh mata uang won Korea Selatan yang terapresiasi 1,31 persen (lihat tabel).

 

Pergerakan Mata Uang Asia terhadap dolar AS
Mata UangKursPergerakan (persen)

Yuan offshore

6,9717

+0,116

Yuan

6,9698

+0,319

Dolar Hong Kong

7,7828

+0,137

Rupee

72,1475

+0,038

Rupiah

14.375

-0,397

Yen

108,19

-0,277

Ringgit

4,2012

+0,328

Peso

50,828

+0,295

Dolar Singapura

1,3911

+0,151

Won

1.198,98

+1,314

Dolar Taiwan

30,085

+0,664

Baht

31,329

+0,616

Sumber: Bloomberg

Adapun, won memimpin mayoritas mata uang di Asia karena kesiapan Federal Reserve untuk melonggarkan kebijakan membebani dolar AS.

Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan pada hari Jumat (28/2) bahwa virus corona "menimbulkan risiko yang berevolusi" terhadap ekonomi AS dan memberi sinyal bahwa bank sentral siap untuk menurunkan suku bunga jika diperlukan.

Analis pasar di Kiwoom Securities, Kim Yumi, mengatakan pernyataan Powell ini mendukung ekspektasi untuk suku bunga AS yang lebih rendah, sehingga mendorong dolar turun.

“Won telah mengambil isyarat dari dolar AS dan sentimen global, dan anggaran tambahan pemerintah akan memiliki dampak terbatas pada pasar,” ungkap Yumi, seperti dikutip Bloomberg.

Pemerintah Korsel berencana untuk mengajukan proposal anggaran tambahan ke parlemen pada 5 Maret, mengutip pernyataan dari Menteri Keuangan Hong Nam-ki.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau melemah hanya 0,158 poin atau 0,16 persen ke level 97,974 pada pukul 11.15 WIB.

Indeks dolar AS sebelumnya dibuka melemah 0,01 poin atau 0,01 persen di posisi 99,855, setelah pada akhir perdagangan Kamis (20/2) ditutup menguat 0,160 poin atau 0,16 persen ke level 99,865.

Indeks dolar AS sebelumnya dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,142 poin atau 0,14 persen ke level 97,990, setelah pada akhir perdagangan Jumat (28/2) ditutup melemah 0,376 poin atau 0,38 persen ke level 98,132.

Sepanjang perdagangan hari ini, indeks dolar AS terpantau bergerak pada kisaran 97,845-98,086.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper