Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BoK Pangkas Estimasi Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Kospi Melorot

Bursa Korea Selatan turun lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Kamis (27/2/2020), seiring dengan bertambahnya jumlah pasien terinfeksi virus corona (Covid-19) di Negeri Ginseng.
Bursa Korea Selatan/Reuters
Bursa Korea Selatan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Korea Selatan turun lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Kamis (27/2/2020), seiring dengan bertambahnya jumlah pasien terinfeksi virus corona (Covid-19) di Negeri Ginseng.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup di level 2.054,89 dengan pelemahan tajam 1,05 persen atau 21,88 poin dari level penutupan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (26/2/2020), Kospi berakhir di posisi 2.076,77 dengan penurunan 1,28 persen atau 26,84 poin.

Level penutupan yang dibukukan pada Kamis (27/2) adalah yang terendah sejak 11 Oktober 2019. Dari 792 saham yang diperdagangkan, sebanyak 133 saham menguat, 618 saham melemah, dan 41 saham lainnya stagnan.

Saham Yuyang DNU Co. Ltd. mencatat penurunan terbesar dengan 15,83 persen, disusul saham Seoul Food Industrial Co. Ltd. yang melorot 12,39 persen.

Sementara itu, saham Samsung Electronics Co. Ltd. kembali menjadi penekan utama pelemaham Kospi. Saham raksasa teknologi Korsel ini berakhir turun 600 poin atau 1,06 persen di level 55.900 won.

Sejalan dengan Kospi, nilai tukar mata uang won ditutup melemah 0,02 persen atau 0,25 poin di level 1.217,20, seiring dengan meningkatnya jumlah kasus virus corona di Korsel yang semakin membebani daya tarik aset-aset berisiko.

Dikutip dari Yonhap, total kasus infeksi di Korsel bertambah menjadi 1.595 orang pada Kamis (27/2) pagi. Lebih dari separuh kasus baru yang dikonfirmasi terkait dengan cabang sekte keagamaan di kota tenggara Daegu.

Setelah aktivitas perdagangan pasar saham Korsel ditutup hari ini, jumlah kasus dilaporkan meningkat sebanyak 171 sehingga meningkatkan jumlahnya menjadi 1.766 kasus.

Pada saat yang sama, keputusan bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BOK) untuk mempertahankan kebijakan suku bunga acuannya di 1,25 persen juga membebani sentimen investor.

Selain itu, BoK memangkas estimasinya untuk pertumbuhan ekonomi Korsel tahun ini menjadi 2,1 persen atau turun dari proyeksi pertumbuhan sebesar 2,3 persen yang dibuat pada November 2019.

“Karena Covid-19 menyebar ke Amerika Selatan dan Timur Tengah, pasar saham AS juga ditutup mixed semalam, sehingga memberi dampak buruk pada pasar saham lokal,” ujar Seo Sang-young, seorang periset di Kiwoom Securities Co.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper