Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja indeks syariah mulai goyah, senada dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Penurunan kinerja tersebut dinilai wajar karena secara umum pasar saham mengalami koreksi.
Dalam tahun berjalan, tiga indeks syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI) kompak mengalami penurunan di level dua digit. Jakarta Islamic Index sudah turun -14,97 persen, Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) juga melemah -13.00 persen, dan Jakarta Islamic Index 70 terkulai -14,57 persen.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai penurunan indeks yang terjadi saat ini masih merupakan implikasi tren pelemahan yang terjadi di berbagai indeks dunia.
“Kalau kita lihat penurunannya tidak pilih kasih,” katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (25/2/2020).
Meskipun demikian, Nico mengatakan penurunan ini masih dalam batas wajar, apalagi indeks volatilitas dunia juga sedang tinggi. Dia menambahkan, tidak ada saham khusus yang menjadi penekan indeks syariah karena komposisi indeks syariah juga berasal dari IHSG. Saat IHSG tertekan, indeks syariah ikut terseret.
Dia menuturkan, indeks syariah tidak bisa dibilang kebal terhadap tren koreksi. Pasalnya, berbagai indeks juga mengalami kejatuhan seperti IHSG, mulai dari LQ45, Bisnis 27, Kompas100, dan SRIKEHATI.
Baca Juga
Senada, Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher juga menyebut tak ada alasan spesifik mengapa indeks syariah sepanjang tahun berjalan cenderung underperform terhadap IHSG.
“Memang marketnya bearish. Kalau masalah indeks turun lebih dalam [dibandingkan IHSG] saya rasa memang komposisinya kurang baik,” katanya.
Dennies menilai sejauh ini sektor yang paling kuat adalah perbankan, terutama empat emiten perbankan terbesar. Namun, empat emiten tidak terdaftar ke dalam indeks syariah.
Di sisi lain, Nico memprediksi kinerja indeks syariah secara umum masih akan baik pada tahun 2020 ini. Dia melihat indeks syariah memiliki komposisi saham yang bukan berasal dari arus utama (anti mainstream). Untuk diketahui, komposisi saham syariah memang harus memenuhi parameter tertentu.
Dia mencontohkan kehadiran saham-saham seperti ASII, BTPN, CPIN, EXCL, dan INBP yang masuk dalam indeks syariah. Menurutnya saham-saham itu cukup menjanjikan untuk jadi pilihan jangka menengah dan panjang.