Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Berfluktuasi Sepanjang Perdagangan, Indeks Stoxx Ditutup Flat

Indeks Stoxx Europe 600 ditutup flat di posisi 404,62, setelah berfluktuasi di kisaran 392,89 – 405,78 dan sempat menghapus kapitalisasi pasar sebesar US$1,2 triliun akibat aksi jual.
Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg
Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham eropa ditutup datar pada perdagangan Rabu (26/2/2020) setelah memangkas penurunan tajam sebelumnya yang dipicu kekhawatiran atas dampak wabah virus Corona atau Covid-19 terhadap kinerja penjualan perusahaan.

Indeks Stoxx Europe 600 ditutup flat di posisi 404,62, setelah berfluktuasi di kisaran 392,89 – 405,78 dan sempat menghapus kapitalisasi pasar sebesar US$1,2 triliun akibat aksi jual.

Penguatan sektor otomotif dan utilitas mengimbangi pelemahan pada sektor perjalanan dan wisata. Selain itu, penguatan di bursa saham AS juga turut mempengaruhi gerak indeks.

Bursa saham Eropa merosot dalam empat sesi terakhir karena penyebaran virus di luar China memicu kembali kekhawatiran tentang dampak potensial pada pertumbuhan ekonomi dan kinerja perusahaan.

Padahal pekan lalu, indeks Stoxx 600 melonjak ke rekor tertinggi baru, sehingga membuatnya rentan terhadap berita negatif yang tiba-tiba.

"Indeks Eropa memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan global," kata Edward Park, wakil kepala investasi di Brooks Macdonald Asset Management, seperti dikutip Bloomberg.

Italia melaporkan lebih banyak infeksi dari wilayah Lombardy pada hari Rabu, sementara para tamu hotel di Tenerife masih dalam karantina. Sementara itu, Yunani melaporkan kasus Covid-19 pertamanya.

Indeks ASE Yunani turun 2,7 persen, di jalur kinerja terburuk di antara bursa global pada bulan Februari. Di sisi lain, indeks FTSE MIB Italia menghentikan penurunan tajam empat hari dan naik 1,4 persen, dipimpin oleh Enel SpA dan Fiat Chrysler Automobiles N.V.

"Wabah coronavirus menantang karena menghantam sisi penawaran dan sisi permintaan," kata Mark Phelps, chief investment officer AllianceBernstein.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper