Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah paling tajam dalam hampir tujuh minggu terakhir seiring merebaknya wabah virus corona yang memicu kekhawatiran bahwa ekonomi global akan goyah.
Harga minyak Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman April turun US$1,95 ke level US$51,43 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak April turun US$2,20 atau 3,8 persen ke level US$56,30 di ICE Futures Europe exchange, setelah menikmati kenaikan terpanjang dalam lebih dari satu tahun pekan lalu.
Dilansir Bloomberg, virus mematikan telah menyebar ke lebih dari 30 negara, meningkatkan ancaman pandemi global. Infeksi melonjak lagi di Korea Selatan dan Iran, sementara Afghanistan, Bahrain dan Kuwait semuanya melaporkan kasus pertama mereka.
"Penyebaran di luar China memicu kekhawatiran akan krisis global yang jauh lebih besar," kata Ellen Wald, presiden Transversal Consulting, seperti dikutip Bloomberg. "Ini menambah lapisan ketidakpastian pada gambar permintaan."
Prospek gangguan yang berlarut-larut dalam ekonomi global dari virus memicu aksi jual pasar yang lebih luas. Ketiga indeks utama AS merosot lebih dari 3 persen, dengan Dow Jones Industrial Average menghapus semua kenaikannya tahun ini.
Karantina paksa di wilayah Lombardy dan Veneto, Italia, akan berdampak pada permintaan bahan bakar di salah satu pusat industri di Eropa, menurut David Doherty, analis di BloombergNEF.
Wilayah ini mengonsumsi lebih dari 25 persen produk minyak Italia dan menyumbang lebih dari 30 persen dari PDB negara itu.
Sementara itu, aliansi OPEC+ yang dipimpin oleh Arab Saudi telah berjuang untuk menyepakati tanggapan kolektif, menjatuhkan gagasan pertemuan darurat awal di tengah oposisi dari Rusia.
Koalisi ini dijadwalkan bertemu pada 5 dan 6 Maret tetapi penyebaran virus corona yang cepat telah meningkatkan tekanan pada kelompok untuk membuat keputusan tentang pendalaman atau melanjutkan pengurangan produksi dalam menghadapi penurunan permintaan.