Bisnis.com, JAKARTA - Peluang penguatan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cukup terbuka. Meski demikian, hal ini perlu didorong dengan pemberian sejumlah insentif dari pemerintah.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan pemerintah sebaiknya memberikan stimulus yang dapat menggenjot pertumbuhan konsumsi.
Selain itu, stimulus juga perlu diberikan pada sejumlah sektor yang memiliki potensi besar. Ia mencontohkan industri manufaktur dan pariwisata perlu menjadi perhatian pemerintah untuk mendapatkan insentif.
“Sektor-sektor ini nantinya akan membantu kemampuan pemerintah dalam berekspansi,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (25/2/2020).
Analis FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, peluang rebound dalam beberapa hari ke depan sebenarnya cukup terbuka. Namun, saat ini faktor pendorong kinerja IHSG dinilai masih minim. Ia berharap pemerintah mengeluarkan sejumlah stimulus yang dapat kembali menggairahkan pasar.
Menurutnya, sentimen positif yang ada saat ini belum cukup kuat mendorong kenaikan IHSG. Pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia tidak akan langsung diikuti oleh bank lainnya karena membutuhkan periode penyesuaian.
Baca Juga
Sementara itu, kabar omnibus law Cipta Kerja dan Perpajakan yang memberikan sejumlah insentif untuk korporasi juga masih dalam tahap pembahasan di parlemen.
Apabila insentif ini cepat berlaku, Wisnu memperkirakan ketentuan ini akan berdampak positif bagi kinerja IHSG ke depannya.
“Agar efeknya cepat dirasakan pelaku pasar, sebaiknya insentif dari sisi fiskal lebih dimanfaatkan oleh pemerintah,” katanya.
Pada penutupan perdagangan Selasa (25/2/2020), IHSG berakhir melemah 0,34 persen atau 19,91 poin di level 5.787,14.