Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Samsung Pendorong Utama, Indeks Kospi Rebound

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup di level 2.210,34 dengan penguatan tipis 0,07 persen atau 1,46 poin dari level penutupan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (18/2/2020), Kospi berakhir di posisi melemah 1,48 persen ke level 2.208,88.
Seorang penjaga keamanan berjalan di bawah monitor di Bursa Efek Korea di Seoul./ SeongJoon Cho - Bloomberg
Seorang penjaga keamanan berjalan di bawah monitor di Bursa Efek Korea di Seoul./ SeongJoon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Kospi Korea Selatan mampu rebound pada perdagangan hari ini, Rabu (19/2/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup di level 2.210,34 dengan penguatan tipis 0,07 persen atau 1,46 poin dari level penutupan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (18/2/2020), Kospi berakhir di posisi melemah 1,48 persen ke level 2.208,88.

Dari 792 saham yang diperdagangkan pada Rabu (19/2), sebanyak 262 saham menguat, 469 saham melemah, dan 61 saham stagnan.

Sementara itu, sebanyak 13 dari 19 sektor pada indeks Kospi berakhir menguat, dipimpin oleh sektor peralatan listrik dan elektronik.

Saham Samsung Electronics Co memberikan kontribusi terbesar terhadap kenaikan indeks Kospi setelah ditutup menguat 0,7 persen, sedangkan saham KleanNara Co. mencatat penguatan terbesar setelah ditutup melonjak 30,0 persen.

Dilansir dari Bloomberg, bursa Korsel mengikuti penguatan sebagian besar bursa saham Asia menyusul tanda-tanda bahwa China berencana untuk menawarkan lebih banyak stimulus ekonomi untuk menekan dampak dari perlambatan yang disebabkan oleh virus corona.

Langkah terbaru China untuk membantu pertumbuhan termasuk kemungkinan bail-out untuk beberapa maskapai penerbangan. Sementara itu, People’s Bank of China menetapkan level referensi harian yuan lebih lemah dari 7 yuan per dolar, level terlemah dalam hampir dua bulan terakhir.

Berdasarkan perkembangan terbaru virus corona, provinsi Hubei di China melaporkan 132 kematian baru akibat virus korona pada 18 Februari, sehingga jumlah kematian menjadi 2.000 jiwa. Sedangkan Korea Selatan melaporkan 15 kasus infeksi baru.

"Penting untuk mengontekstualisasikan dampak virus, kami tidak mengharapkan pengurangan permanen dalam pertumbuhan global," Anne Anderson, kepala pendapatan tetap di UBS Asset Management, seperti dikutip Bloomberg.

"Kombinasi fiskal-moneter dan keyakinan bahwa kita akan melakukan transisi selama beberapa bulan mendatang berarti kita masih pada pijakan yang mantap," katanya.

Sejalan dengan indeks Kospi, nilai tukar won Korea Selatan ditutup menguat tipis 0,015 persen atau 0,18 poin ke level 1.189,30 won per dolar AS, mengakhiri pelemahan empat hari berturut-turut.

Yonhap News melaporkan bahwa Presiden Moon Jae-in menyerukan langkah "luar biasa" untuk meminimalkan dampak virus corona terhadap ekonomi Korea Selatan, mengisyaratkan kemungkinan pengeluaran tambahan untuk mendukung pertumbuhan.

Situasi saat ini "lebih serius" daripada yang diperkirakan. Pemerintah diperkirakan mengambil langkah-langkah dukungan "kuat" untuk meminimalkan kerusakan pada perusahaan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper