Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ABM Investama (ABMM) Fokus Incar Kontrak Seumur Tambang

Perseroan saat ini hanya akan fokus terhadap kontrak jasa pertambangan yang akan berlaku seumur tambang karena lebih menguntungkan.
ABM Investama /abm-investama.com
ABM Investama /abm-investama.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan PT ABM Investama Tbk. (ABMM) mengincar kontrak jasa pertambangan dengan berdurasi selama umur tambang atau life of mine untuk menjaga keberlanjutan kinerja.

Direktur ABM Investama Adrian Sjamsul mengatakan bahwa perseroan saat ini hanya akan fokus terhadap kontrak jasa pertambangan yang akan berlaku seumur tambang karena lebih menguntungkan, tidak hanya bagi perseroan tetapi juga mitra tambang.

“Mulai tahun lalu sebenarnya, kami hanya fokus untuk kontrak kerja yang berlaku seumur tambang dibandingkan dengan kontrak-kontrak sebelumnya yang hanya berlaku 3-5 tahun. Ini akan menjadi strategi yang baik untuk kedua belah pihak dan saling menguntungkan,” ujar Adrian saat dihubungi Bisnis.com, Senin malam (17/2/2020).

Terbaru, emiten berkode saham ABMM tersebut telah mengantongi kontrak jasa pertambangan dengan entitas anak usaha PT Golden Energy Mines Tbk. dengan nilai sekitar Rp7,4 triliun.

Mengutip keterbukaan infromasi dari laman Bursa Efek Indonesia yang dirilis Senin (17/2/2020), kontrak tersebut ditandatangani oleh PT Cipta Kridatama (CK), yang merupakan anak usaha PT ABM Investama Tbk., dengan Grup KIM.

Grup KIM itu mencakup PT Kuansing Inti Makmur, PT Karya Cemerlang Persada, PT Bungo Bara Utama, dan PT Bungo Bara Makmur yang tergabung dalam Grup KIM. Adapun, Grup KIM tersebut merupakan anak usaha dari PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS), yang juga merupakan entitas Grup Sinarmas.

Emiten berkode saham ABMM itu menyebutkan bahwa kontrak tersebut berlaku untuk seluruh area tambang yang terletak di Desa Tanjung Belit, Provinsi Jambi dan berlaku untuk periode sesuai dengan umur tambang.

“Dampak penandatanganan kontrak baru ini memberikan tambahan pendapatan perseroan dari jasa penambangan, pemindahan material, penyewaan alat berat dan pengangkutan batu bara. Estimasi pendapatan kurang lebih sebesar Rp7,4 triliun,” tulis manajemen PT ABM Investama Tbk. seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Senin (17/2/2020).

Adrian mengaku perseroan tengah mengejar dua kontrak baru yang ditargetkan ditandatangan pada paruh pertama tahun ini. Kedua kontrak tersebut pun akan berlaku untuk seumur tambang. Kendati demikian, dia belum mau menyebutkan estimasi nilai dari dua kontrak tersebut.

Untuk diketahui, pada Desember lalu, ABMM juga menyepakati kontrak kerja sama dengan PT Binuang Mitra Bersama Blok Dua (BMB) bernilai Rp8 triliun.

Di sisi lain, perseroan mengaku tidak mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) cukup agresif pada tahun ini meskipun mendapatkan tiga kontrak jasa pertambangan strategis.

ABMM mengalokasikan sebesar US$75 juta hanya untuk pemeliharaan alat, sedangkan untuk pembelian alat baru perseroan lebih memilih untuk menggunakan jasa penyewa alat.

Adapun, perseroan menargetkan produksi rata-rata overburden removal untuk tahun ini berada di kisaran 150 juta hingga 160 juta bank cubic meter (bcm).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper