Bisnis.com, JAKARTA - PT Sampoerna Agro Tbk. belum berniat berambah ke sektor hilir industri kelapa sawit dalam waktu dekat sejalan dengan upaya penguatan fundamental di sektor hulu.
Head Investor Relations Sampoerna Agro Michael Kesuma mengatakan peluang untuk melakukan penghiliran selalu ada. Namun, kesempatan itu tidak akan akan dimanfaatkan pada tahun ini.
“Untuk tahun-tahun ke depan kami yakin pasti ada. Namun, pada tahun ini kami masih fokus dalam penambahan produksi crude palm oil sampai 5 persen,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (11/2).
Dia menenkankan, fundamental di sektor hulu saat ini menjadi hal terpenting bagi perseroan. Hal itu bakal menjadi penopang saat Sampoerna Agro mulai merambah ke sektor hilir.
Michael menuturkan, sepanjang 2020, perseroan menargetkan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) minyak sawit mentah bisa menyentuh Rp8.000 per kg. Tahun lalu, harga jual rata-rata minyak sawit mentah berada di kisaran Rp6.500 per kg—Rp7.000 per kg.
Sampoerna Agro optimis kenaikan harga jual bisa diterima oleh pasar. Terlebih, harga jual rata-rata yang dipatok perseroan cenderung konservatif. Di samping itu, permintaan di dalam negeri juga diperkirakan tetap deras, salah satunya ditunjang program B30.
Baca Juga
Di sisi lain, emiten bersandi saham SGRO itu juga tengah dalam proses penerbitan obligasi dan sukuk sebesar Rp600 miliar. Untuk obligasi, SGRO berniat merilis tiga seri bertenor 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun dengan jumlah emisi Rp300 miliar. Dengan jumlah seri yang sama, SGRO juga siap merilis sukuk ijarah dengan jumlah emisi Rp300 miliar.