Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG & Rupiah Menguat 3 Hari Beruntun, Ini Kata Analis

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menambah kenaikannya dan melanjutkan reli pada akhir perdagangan hari ketiga beruntun, Kamis (6/2/2020), bersama nilai tukar rupiah.
Bursa Efek Indonesia./Bloomberg - Dimas Ardian
Bursa Efek Indonesia./Bloomberg - Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menambah kenaikannya dan melanjutkan reli pada akhir perdagangan hari ketiga beruntun, Kamis (6/2/2020), bersama nilai tukar rupiah.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup di level 5.987,14 dengan kenaikan 0,14 persen atau 8,63 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (5/2/2020), IHSG berakhir di level 5.978,51 dengan penguatan 0,95 persen atau 56,17 poin, reli hari kedua berturut-turut.

Pergerakan indeks bahkan sempat kembali menembus level 6.000 dengan dibuka menguat 0,41 persen atau 24,41 poin di posisi 6.002,92 pada Kamis (6/2) pagi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di level 5.969,48 – 6.013,70.

Sebanyak tujuh dari sembilan sektor berakhir di wilayah positif, dipimpin pertanian (+1,94 persen) dan aneka industri (+1,28 persen). Adapun sektor industri dasar dan barang konsumen masing-masing terkoreksi 1,10 persen dan 0,23 persen.

Sementara itu, dari 676 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 231 saham menguat, 149 saham melemah, dan 296 saham stagnan.

Saham PT Bank Mega Tbk. (MEGA) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing naik 14,29 persen dan 1,56 persen menjadi pendorong utama IHSG.

Di sisi lain, pelemahan saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) masing-masing sebesar 1,85 persen dan 4,06 persen menjadi penekan utama sekaligus membatasi besarnya penguatan IHSG.

Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah lanjut ditutup menguat 55 poin atau 0,40 persen di level Rp13.635 per dolar AS, penguatan hari ketiga berturut-turut. Pada perdagangan Rabu (5/2), rupiah berakhir terapresiasi 25 poin atau 0,18 persen di posisi Rp13.690.

Menurut Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini dipengaruhi oleh sentimen pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di kisaran 5 persen.

Kendati angka tersebut di bawah target asumsi APBN 2019, pencapaian ini masih lebih baik dibanding pertumbuhan ekonomi di negara kawasan Asia Tenggara.

"Hal ini akan menumbuhkan sentimen positif bagi pasar uang," katanya dikutip dari keterangan pers pada Kamis (6/2/2020).

Ia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi dinilai sesuai dengan ekspektasi, sehingga tidak ada reaksi yang berlebihan dari pasar.

"Bahkan ada kecenderungan sentimen positif perlahan mulai mengalahkan sentimen negatif baik akibat isu-isu domestik maupun tekanan dari global," tambahnya.

Rata-rata indeks saham di Asia juga berakhir di wilayah positif. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang melonjak 2,07 persen dan 2,38 persen masing-masing.

Indeks Kospi Korea Selatan dan Hang Seng Hong Kong juga melonjak lebih dari 2 persen, masing-masing sebesar 2,88 persen dan 2,64 persen.

Di China, indeks saham Shanghai Composite dan CSI 300 pun berakhir naik tajam 1,72 persen dan 1,86 persen, reli hari ketiga beruntun.

Secara keseluruhan, pasar saham global menguat pada perdagangan hari ini, didorong optimisme bahwa ekonomi global akan mampu menahan dampak wabah virus corona (coronavirus).

Sentimen untuk pasar saham global juga mendapat dorongan dari rencana China untuk memangkas tarif impor Amerika Serikat (AS).

Pada Kamis (6/2/2020), pemerintah China menyatakan akan menurunkan tarif pada barang-barang senilai US$75 miliar asal AS pekan depan.

Kementerian Keuangan China mengatakan pengurangan tarif akan berlaku mulai pukul 01.01 pada 14 Februari waktu Beijing, waktu yang sama dengan pemangkasan tarif AS untuk produk-produk Cina.

Tarif China untuk barang-barang impor AS yang mulai berlaku 1 September tahun lalu akan diturunkan, dengan tarif sejumlah barang dipangkas menjadi 5 persen dari 10 persen, dan yang lain menjadi 2,5 persen dari 5 persen.

“Perusahaan-perusahaan akan terus berjuang dalam jangka pendek dengan gangguan-gangguan dan melupakan bisnis karena virus itu,” kata Joe Zidle, kepala strategi investasi di Blackstone Group Inc., seperti dilansir Bloomberg.

“Namun, langkah China dalam beberapa hari terakhir untuk membuka kembali pasar dan menyuntikkan stimulus memberi investor global tingkat kepercayaan bahwa pembuat kebijakan China setidaknya telah mengambil skenario terburuk yang mungkin terjadi,” tambahnya.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

MEGA 

+14,29

ASII

+1,56

HMSP

+0,98

GGRM

+1,38

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

UNVR

-1,85

CPIN

-4,06

BRPT

-3,13

INTP

-3,92

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper