Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan sekuritas tengah mempertimbangkan untuk memangkas proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tengah perlambatan ekonomi dan kekisruhan di dunia pasar modal dalam negeri.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan di awal tahun, laju IHSG sudah terseret beragam kasus yang menimpa institusi pasar modal yang membuat kepercayaan investor menurun drastis. Sepanjang Januari 2020, IHSG terkoreksi 5,71 persen dan terperosok ke bawal level 6.000.
“Investor jadi banyak bertanya-tanya, pasar modal Indonesia tuh kenapa? Ada investasi bodong, ada saham gorengan yang sampai disebut Pak Jokowi di awal tahun,” tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (6/2/2020).
Sudah jatuh tertimpa tangga, kinerja IHSG juga makin loyo setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Di kuartal IV/2019, PDB hanya tumbuh 4,97 persen sedangkan sepanjang 2019 tercatat 5,02 persen, sedikit di bawah ekspektasi di level 5,04 persen.
Sentimen negatif tidak berhenti sampai di situ. Wabah virus Corona yang merebak di China membuat perekonomian Negeri Panda terganggu. Perekonomian China lantas diperkirakan melambat dan hal itu akan berdampak kepada para mitra dagang China di dunia.
Lanjar mengatakan, dengan kondisi seperti saat ini, opsi untuk merevisi target kinerja IHSG menjadi terbuka. “Mungkin ada revisi dari target kami sebelumnya itu di 6.900. Kita akan memangkas jadi di rentang 6.500—6.700,” katanya.
Baca Juga
Kendati demikian, Reliance Sekuritas masih terus memantau perkembangan pasar hingga akhir kuartal I/2020. Lanjar menyebut, periode tiga bulan pertama akan menjadi penentu. Bila kasus-kasus di pasar modal bisa mereda, IHSG bakal terdongkrak. Begitupun sebaliknya.
Lanjar masih optimis IHSG akan rebound selepas kuartal pertama 2020 bila perekonomian tumbuh sesuai harapan. Di samping itu, pelaku pasar juga menunggu laporan kinerja emiten 2019. Bila kinerja emiten moncer, bukan tidak mungkin IHSG bisa kembali bergairah. Secara khusus, Lanjar menjagokan saham-saham di sektor properti, konsumsi, dan juga pertanian.