Bisnis.com, JAKARTA - Pasar obligasi dalam negeri dinilai masih akan tetap atraktif hingga 2021 kendati tren kepemilikan investor asing pada surat utang negara (SUN) menurun. Tingkat suku bunga yang kompetitif dinilai menjadi faktor utama.
Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan penurunan porsi kepemilikan asing di SUN bersifat sementara karena harga obligasi telah mencapai tingkat tertinggi. Hal itu mendorong pemegang surat utang melakukan aksi ambil untung atau profit taking.
“Dari awal tahun harga obligasi Indonesia sudah naik hampir 2 persen. Beberapa hari ke belakang pun dijadikan momentum untuk menjual,” ujar Rudiyanto kepada Bisnis.com, Rabu (5/2/2020).
Baca Juga
Dia memperkirakan, sepanjang tahun tikus metal, pasar obligasi akan tetap atraktif bagi investor, didorong harga obligasi yang masih cukup tinggi. Namun Rudiyanto mewanti para pelaku pasar untuk mewaspadai pergerakan harga. Kenaikan yang berlebihan, lanjutnya berpotensi menyebabkan koreksi harga dalam jangka pendek.
Menurut Rudiyanto pasar obligasi Indonesia akan tetap menarik animo investor asing karena tingkat suku bunga lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat bunga di negara asal. “Outlook pasar obligasi diperkirakan tetap populer sampai 2021 mendatang,” ujarnya.
Panin Asset Management pun merekomendasikan kepada investor untuk membeli SUN Indonesia bertenor panjang. Dengan tren suku bunga yang saat ini rendah, keuntungan dari penjualan SUN jangka panjang dapat dimaksimalkan.