Bisnis.com, JAKARTA - PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) belum memberikan kepastian terkait pengambilan hak memesan efek terdahulu dalam rencana rights issue anak usaha PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA).
Investor Relation Barito Pacific Allan Alcazar mengatakan pihaknya mendukung rencana penambahan modal lewat rights issue yang akan dilakukan Chandra Asri. Namun, Barito Pacific belum memutuskan besaran partisipasi dalam rencana penerbitan saham baru oleh Chandra Asri.
“Kami masih belum tahu [berapa hak memesan yang akan digunakan]. 7,1 miliar saham itu kan sebanyak-banyaknya. Intinya kami fully support terhadap rencana rights issue TPIA," ujar Allan kepada Bisnis usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Chandra Asri di Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, Chandra Asri akan berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 7,1 miliar melalui skema hak memesan efek terdahulu atau HMETD. Setiap pemegang saham yang tidak menggunakan haknya untuk memesan saham baru dalam HMETD akan terdilusi sebesar maksimum 29 persen.
Per 31 Januari 2020, komposisi pemegang saham Chandra Asri terdiri dari Barito Pacific. (41,88 persen), SCG Chemicals Co. Ltd. (30,57 persen), Prajogo Pangestu (14,80 persen), Marigold Resources Pte. (4,75 persen), dan publik (7,99 persen).
Sementara itu, pada penutupan perdagangan Rabu (5/2/2020), saham emiten berkode TPIA itu berada di level Rp8.725 per saham. Apabila rights issue dilaksanakan dengan asumsi harga tersebut, TPIA berpotensi menggalang dana jumbo hingga Rp62,5 triliun. Dengan demikian, BRPT sedikitnya membutuhkan dana sekitar Rp25,6 triliun untuk mempertahankan posisinya sebagai pemegang saham terbesar TPIA.