Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anak Usaha Rights Issue Jumbo, Barito Pacific (BRPT) Dukung Penuh

Barito Pacific selaku induk Chandra Asri mendukung penuh rencana rights issue yang akan digelar anak usahanya. Namun, Barito Pacific masih belum menentukan seberapa besar penggunaan hak memesan efek terlebih dahulu.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan pabrik Polyethylene (PE) baru berkapasitas 400.000 ton per tahun di kompleks petrokimia terpadu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Selasa, (18/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan pabrik Polyethylene (PE) baru berkapasitas 400.000 ton per tahun di kompleks petrokimia terpadu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Selasa, (18/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) belum memberikan kepastian terkait pengambilan hak memesan efek terdahulu dalam rencana rights issue anak usaha PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA). 

Investor Relation Barito Pacific Allan Alcazar mengatakan pihaknya mendukung rencana penambahan modal lewat rights issue yang akan dilakukan Chandra Asri. Namun, Barito Pacific belum memutuskan besaran partisipasi dalam rencana penerbitan saham baru oleh Chandra Asri.

“Kami masih belum tahu [berapa hak memesan yang akan digunakan].  7,1 miliar saham itu kan sebanyak-banyaknya. Intinya kami fully support terhadap rencana rights issue TPIA," ujar Allan kepada Bisnis usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Chandra Asri di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Sebagaimana diketahui, Chandra Asri akan berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 7,1 miliar melalui skema hak memesan efek terdahulu atau HMETD. Setiap pemegang saham yang tidak menggunakan haknya untuk memesan saham baru dalam HMETD akan terdilusi sebesar maksimum 29 persen.

Per 31 Januari 2020, komposisi pemegang saham Chandra Asri terdiri dari Barito Pacific. (41,88 persen), SCG Chemicals Co. Ltd. (30,57 persen), Prajogo Pangestu (14,80 persen),  Marigold Resources Pte. (4,75 persen), dan publik (7,99 persen).

Sementara itu, pada penutupan perdagangan Rabu (5/2/2020), saham emiten berkode TPIA itu berada di level Rp8.725 per saham. Apabila rights issue dilaksanakan dengan asumsi harga tersebut, TPIA berpotensi menggalang dana jumbo hingga Rp62,5 triliun. Dengan demikian, BRPT sedikitnya membutuhkan dana sekitar Rp25,6 triliun untuk mempertahankan posisinya sebagai pemegang saham terbesar TPIA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper