Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai langkah antisipatif pemerintah dalam meredam dampak penyebaran virus Corona, di antaranya, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Selasa (4/2/2020).
Berikut beberapa perincian topik utamanya:
Meracik Strategi Antivirus Corona. Penyebaran virus Corona telah memaksa pemerintah untuk menerapkan sejumlah langkah antisipatif. Namun, strategi untuk meredam dampak lanjutan terhadap seluruh sektor perekonomian nasional perlu segera disiapkan.
April, Harga Gas Industri Turun. Pemerintah memastikan realisasi kebijakan harga gas industri maksimal US$6 per MMBtu sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016, efektif berlaku penuh mulai 1 April 2020.
Dalam beleid tentang penetapan harga gas bumi tersebut, ada tujuh sektor industri yang harus mendapatkan harga gas maksimal US$6 per MMBtu. Ketujuh sektor industri tersebut, yaitu pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.
Pengawasan WP Hasil Ekstensifikasi Digenjot. Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan memaksimalkan pengawasan atas wajib pajak (WP) baru hasil ekstensifikasi. Pasalnya, data Laporan Kinerja Ditjen Pajak menunjukkan, WP baru hasil ekstensifikasi pada suatu tahun belum tentu membayar pajak pada tahun selanjutnya.
Baca Juga
Aksi Unilateral Bakal Berakhir. Aksi unilateral dalam sistem perpajakan digital akan segera berakhir menyusul adanya kesepakatan dari 137 negara untuk menuntaskan penyusunan skema pengenaan pajak atas transaksi digital pada tahun ini.
Stimulus China Gagal Pulihkan Pasar. Injeksi likuiditas oleh bank sentral China gagal menahan koreksi di pasar keuangan pada perdagangan perdana setelah libur Imlek. Surat berharga China jatuh dan membebani bursa regional.
Bursa saham China anjlok hampir 8% pada penutupan perdagangan Senin (3/1), komoditas berjangka mulai dari bijih besi hingga minyak mentah tenggelam, dan yuan terdepresiasi.
Obligasi India: Kepemilikan Asing Ditambah. Perdana Menteri India Narendra Modi berencana membuka akses lebih besar kepada investor asing untuk masuk ke obligasi pemerintah. Langkah ini untuk memanfaatkan uang yang selama ini dikucurkan ke investasi pasif yang dilakukan perusahaan seperti BlackRock Inc.