Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Kresna Investasi di Industri Film Lewat Kresna Pictures

Kresna Group secara perdana melebarkan sayapnya ke ranah media dan hiburan dengan melakukan investasi melalui anak usahanya, Kresna Pictures.
(Dari kiri ke kanan) Producer Satria Dewa Gatotkaca dan Pemilik Satria Dewa Studio Rene Ishak, Mantan Kepala Badan Ekonomi KreatiTriawan Munaf, Founder and CEO Kresna Group dan Executive Producer Satria Dewa Gatotkaca Michael Steven, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Wishnutama, Menteri BUMN Erick Thohir, Executive Producer Satria Dewa Studio Francis Wanandi serta Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki saat konferensi pers Gatotkaca Takeoff, Minggu, 26 Januari 2020/Istimewa
(Dari kiri ke kanan) Producer Satria Dewa Gatotkaca dan Pemilik Satria Dewa Studio Rene Ishak, Mantan Kepala Badan Ekonomi KreatiTriawan Munaf, Founder and CEO Kresna Group dan Executive Producer Satria Dewa Gatotkaca Michael Steven, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Wishnutama, Menteri BUMN Erick Thohir, Executive Producer Satria Dewa Studio Francis Wanandi serta Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki saat konferensi pers Gatotkaca Takeoff, Minggu, 26 Januari 2020/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Kresna Group secara perdana melebarkan sayapnya ke ranah media dan hiburan dengan melakukan investasi melalui anak usahanya, Kresna Pictures.

Michael Steven, Founder dan CEO Kresna Group mengatakan film pertama yang akan digarap mengususng konsep sejarah pewayangan di Indonesia yakni Satria Dewa Gatotkaca.

Melalui anak usahanya tersebut, Kresna berinvestasi di Satria Dewa Studio, sebagai pemegang intellectual property rights (IPR) di Indonesia. Michael belum mau membeberkan nilai investasi untuk mengembangkan film tersebut.

Michael juga menyebut langkah ini sebagai salah satu upaya untuk masuk dan menjaring bisnis di industri kreatif.

“Investasinya belum dapat kami beberkan, termasuk komponen kepemilikannya juga terus bergerak karena nampaknya ada investor baru yang terus masuk,” jelasnya Minggu (26/1/2020).

Michael mengharapkan proses produksi bisa dilakukan pada tahun ini karena segala persiapan telah dilakukan sejak tahun lalu. Setelah film tersebut, pihaknya tengah menimbang untuk menggarap film lainnya. Namun tentunya dengan konsep yang memiliki kearifan lokal Indonesia.

“Setidaknya ada 7-8 film yang ada dalam pipeline. Tapi maaf belum bisa kami jabarkan,” tekannya

Proyek tersebut akan dibesut oleh Hanung Bramantyo, sedangkan pemeran GatotKaca bakal diperankan oleh Rizky Nazar.

Secara singkat, film “Satria Dewa Gatotkaca” adalah film keluarga yang ceritanya diambil dari salah satu tokoh pewayangan “Gatotkaca”, seorang keturunan Pandawa,

Sebagai bagian grup konglomerasi, Kresna saat ini memiliki 4 perusahaan yang melantai di bursa. Di antaraya PT Kresna Graha Investama Tbk. (KREN), PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk. (DIVA), M Cash Integrasi Tbk. (MCAS) dan PT NFC Indonesia Tbk. (NFCX).

Di bisnis underwriting, Kresna juga memiliki Kresna Sekuritas yang membantu perusahaan untuk melantai di bursa.

Adapun secara kinerja, PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) mencatat laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk hingga kuartal III tahun ini sebesar Rp167,63 miliar. Laba tersebut anjlok 44,6 persen dari laba netto Rp302,62 miliar periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan kinerja keuangan, pendapatan hingga periode 30 September 2019 sebesar Rp8,29 triliun atau naik pendapatan dari Rp5,50 triliun di periode sama tahun sebelumnya.

Hingga kuartal III/2019, PT Kresna Graha Investama Tbk. (KREN)  membukukan laba senilai Rp167,63 miliar. Laba tersebut turun 44,6%dari laba netto Rp302,62 miliar tahun periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis per 30 September 2019, pendapatan tumbuh sebesar Rp8,29 triliun atau naik dari Rp5,50 triliun pada periode yang sama tahun lalu.Sementara laba usaha diraih sebesar Rp390,59 miliar dari laba usaha Rp397,54 miliar dan penghasilan lain-lain netto turun menjadi Rp7,82 miliar dari Rp14,17 miliar.

Laba sebelum beban pajak penghasilan tercatat turun Rp381,80 miliar naik dari laba sebelum beban pajak penghasilan Rp404,17 miliar, beban pajak penghasilan naik sebesar Rp33,53 miliar dari beban pajak penghasilan Rp22,35 miliar, dan laba netto tahun berjalan turun sebesar Rp348,32 miliar dari laba neto tahun berjalan Rp383,66 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper