Bisnis.com, JAKARTA--Di tengah risk off pasar global akibat virus Corona di China, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran masuk ke aset keuangan RI tetap positif sehingga memicu penguatan rupiah hari ini, Jumat (24/1/2020).
Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah menuturkan aliran investasi ke aset keuangan, terutama SBN, masih tetap tinggi ketika pasar global lesu akibat epidemik virus Corona baru di China.
"Ke SBN masih tetap tinggi, terutama merespon hasil keputusan BI yang menetapkan policy rate tetap," ujar Nanang, Jumat (24/1/2020).
Dalam RDG BI, Kamis (24/1/2020), bank sentral Tanah Air memutuskan untuk menahan suku bunga tetap di level 5% dengan stance kebijakan yang akomodatif.
Kebijakan akomodatif ini membuka ruang pergerakan penurunan suku bunga dengan tetap memperhatikan data ekonomi global dan dalam negeri.
Nanang menuturkan ruang penurunan suku bunga ke depan dapat mendorong investor masuk ke pasar SBN.
"Investor masuk ke pasar SBN untuk me-lock up yield pada level yang tinggi," ujarnya.
Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro, menyatakan stance kebijakan BI untuk menahan suku bunga acuan disebabkan karena bank sentral yakin rupiah tidak akan terdepresiasi dalam waktu dekat.
Investor perlu memperhatikan pergerakan rupiah yang belum terpengaruh oleh virus Corona di tengah aliran dana keluar (outflow) di beberapa negara, seperti China dan Hong Kong.
Dalam satu hari terakhir, rupiah menjadi mata uang yang paling perkasa di kawasan dengan apresiasi hingga 0,46% disusul oleh peso Filipina dan ringgit Malaysia.