Bisnis.com, JAKARTA - PT PP Presisi bidik nilai kontrak baru senilai Rp7 triliun pada 2020. Nilai ini naik 20,69% dibandingkan dengan target sepanjang tahun lalu yang sebesar Rp5,8 triliun.
Apabila dibandingkan dengan realisasi kontrak baru 2019 yang senilai Rp5,9 triliun, maka target tersebut 18,64% lebih tinggi.
Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso mengatakan dengan berbekal kinerja perolehan kontrak baru pada tahun lalu tersebut, perseroan menargetkan senilai Rp7,0 triliun pada 2020.
Untuk mencapai target tersebut, emiten dengan kode saham PPRE ini akan menjalankan beberapa strategi, di antaranya memperluas pangsa pasar di luar grup atau proyek eksternal.
"Selain tetap mencari kontrak-kontrak konstruksi pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, bendungan dan sebagainya, kami juga membidik kontrak proyek pembangunan infrastruktur tambang," ujarnya, Rabu (22/1/2020).
Perseroan juga terus mengembangkan anak usahanya PT Lancarjaya Mandiri Abadi untuk mengembangkan lini bisnis mining services sebagai diversifikasi usaha yang berbasis alat berat.
Baca Juga
Selain strategi pencapaian tersebut, perseroan turut mengembangkan kapabilitas baru, dan melakukan inovasi secara berkelanjutan untuk memperkuat positioning sebagai perusahaan konstruksi terintegrasi.
Direktur Utama PP Presisi Iswanto Amperawan mengatakan perseroan telah mengembangkan Preform atau Presisi Formwork, yang merupakan sebuah inovasi formwork yang mengganti penggunaan triplex (wood board) dan kayu dengan aluminium.
"Inovasi ini sebagai wujud dari komitmen kami untuk menjadi green construction company sebagai kepedulian PP Presisi dalam sustainability," katanya.
Terkait dengan kinerja tahun lalu, Iswanto menambahkan realisasi perseroan mengalami peningkatan sebesar 13,5% dibandingkan perolehan 2018 yang senilai Rp5,2 triliun, sekaligus melampaui target 2019 sebesar Rp5,8 triliun.
Pencapaian target tersebut, katanya, tidak terlepas dari beberapa proyek yang didapatkan menjelang berakhirnya 2019 antara lain proyek pembangunan jalan angkut batu bara di Kalimantan, proyek pembangunan bandara di Kediri, Jawa Timur, yang diprakasai oleh PT Gudang Garam Tbk. melalui entitas anaknya PT Surya Dhoho Investama.
Selain itu, pekerjaan penambahan lajur Toll Jagorawi, Tol Trans Sumatra Ruas Bengkulu-Lubuk Linggau seksi Bengkulu-Tabah Penanjung, Bendungan Bener, dan pekerjaan pondasi RDMP Balikpapan.
Sektor konstruksi masih mendominasi perolehan kontrak baru PPRE dengan kontribusi sebesar 97,8%. Sisanya berasal dari sektor non-konstruksi.
"Sebesar 51,8% dari kontrak baru berasal dari eksternal PP Persero, selaku entitas induk, seiring dengan strategi kami untuk memperluas pangsa pasar eksternal," ujar Iswanto.