Bisnis.com, JAKARTA — Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah mengguncang pasar keuangan global pada Rabu (8/1/2020) pagi, memengaruhi aset safe haven, ekuitas AS berjangka, hingga saham Asia.
Serangan Iran terhadap markas militer Amerika di Irak, sebagai bentuk balasan atas tuduhan pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani oleh pasukan AS pada pekan lalu, telah meningkatkan volatilitas ke dalam aset global yang melejit pada tahun lalu.
Dilansir dari Bloomberg, dampak serangan AS pada pekan lalu menyebabkan S&P 500 turun 0,7 persen pada Jumat (3/1). Sementara itu, pagi ini, aset berjangka terpantau turun sebesar 1,7 persen karena ada kekhawatiran konflik berkepanjangan dan ketegangan akan terus meningkat.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) melonjak 4,4 persen, sedangkan indeks berjangka CME E-mini S&P 500 anjlok lebih dari 1 persen.
Sementara itu, imbal hasil tresuri bertenor 10 tahun turun lebih dari 7 basis poin (bps) menjadi 1,74 persen dan dolar AS melemah terhadap yen Jepang.
"Konflik lebih lanjut di Timur Tengah dapat membawa imbal hasil tresuri 10 tahun ke level 1,6 persen dalam jangka pendek hingga menengah," kata Kyle Rodda, analis di IG Markets di Melbourne.
Baca Juga
Adapun emas menguat di atas US$1.600 per ons ke level tertinggi sejak 2013.
Indeks Volatilitas Rata-Rata Saham Nikkei (The Nikkei Stock Average Volatility Index) melonjak 16 persen dan Indeks Volatilitas CBOE berjangka untuk Januari 2020 naik 11 persen karena para pedagang opsi bergegas menyesuaikan proyeksi dengan melihat perubahan di pasar saham.