Bisnis.com, JAKARTA - Seorang manajer dana Vanguard Group Inc. yang mengungguli 99% dari seluruh rekan-rekannya selama 3 tahun terakhir sedang bersiap-siap untuk risiko default pasar berkembang (emerging market/EM) pada tahun 2020.
Dan Shaykevich, co-head untuk pasar berkembang dan obligasi negara di Vanguard Group Inc. mengatakan bahwa kekhawatiran muncul khususnya di Argentina dan Lebanon.
Pemerintah setempat mengambil risiko restrukturisasi utang atau menyatakan gagal bayar untuk mendapatkan kembali kendali keuangan dan ekonomi.
Beberapa negara di sub-Sahara Afrika juga berisiko.
“Kami berpikir bahwa 2020 akan lebih tentang menghindari obligasi berisiko. Anda akan melewati satu tahun di mana ada kemungkinan default di pasar negara berkembang," katanya dalam sebuah wawancara, dikutip melalui Bloomberg, Jumat (3/1/2020).
Dana Obligasi Pasar Berkembang Vanguard, yang juga dikelola oleh Shaykevich, memiliki sekitar US$483 juta aset dan memberikan pengembalian sebesar 33% sejak akhir 2016.
Pengembalian Vanguard meningkat hingga 17,9% pada 2019, dibandingkan dengan 15% untuk J.P. Morgan EMBI Global Diversified Composite dan 13,3% untuk benchmark negara berkembang Bloomberg Barclays.
Terlepas dari pasang surutnya perang dagang AS dan China di Amerika Latin, Timur Tengah, dan Hong Kong, utang dolar negara-negara berkembang baru saja mencapai tahun terbaiknya sejak indeks JPMorgan dimulai pada tahun 1993.
"[Obligasi negara berkembang] di 2020 tidak mungkin menawarkan kaliber pengembalian yang sama," kata Shaykevich.
Rusia dan Brasil memang menawarkan peluang pengembalian yang tinggi, seperti halnya Guatemala, Honduras, dan Paraguay.
Ukraina dan negara-negara Afrika tertentu seperti Pantai Gading dan Senegal juga memiliki potensi, menurut Shaykevich.