Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Instrumen Ekuitas Dominasi PII Indonesia pada Kuartal III/2019

Secara lebih teperinci, Bank Indonesia menyatakan, dari sisi instrumennya, kewajiban neto PII Indonesia pada akhir kuartal III/2019 didominasi oleh instrumen ekuitas dengan pangsa 70,9%, sedangkan sisanya dalam bentuk instrumen utang.

Bisnis.com, JAKARTA - Dilansir dari Laporan Posisi Investasi Indonesia (PII) dari Bank Indonesia yang rilis pada Desember 2019, ekuitas mendominasi instrumen PII kuartal III/2019.

Secara lebih teperinci, Bank Indonesia menyatakan, dari sisi instrumennya, kewajiban neto PII Indonesia pada akhir kuartal III/2019 didominasi oleh instrumen ekuitas dengan pangsa 70,9%, sedangkan sisanya dalam bentuk instrumen utang.

Adapun pada sisi aset, komposisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) Indonesia pada akhir kuartal III/2019 didominasi oleh instrumen utang dengan pangsa 82,4%.

Sisanya berupa instrumen ekuitas sebesar 17,6%, dan derivatif finansial sebesar 0,04%. Sebagian besar instrumen utang di sisi AFLN merupakan aset dalam bentuk cadangan devisa sebesar 34,0% dari total AFLN dan simpanan sebesar 23,5%.

Dari sisi kewajiban, PII Indonesia pada akhir kuartal III/2019 didominasi oleh KFLN dalam bentuk instrumen utang sebesar 57,2%, sisanya berupa ekuitas sebesar 42,8% dan derivatif finansial sebesar 0,03%. KFLN dalam bentuk instrumen utang sebagian besar berupa surat utang sebesar 27,0%, dan pinjaman sebesar 20,6%. 

Adapun posisi total utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal III/2019 tercatat sebesar US$395,6 miliar.

Bank Indonesia juga menyatakan berdasarkan jangka waktu asal atau original maturity komposisi PII Indonesia pada akhir kuartal III/2019 didominasi oleh instrumen berjangka panjang yang mencatat kewajiban neto sebesar US$543,9 miliar.

Sementara itu, instrumen berjangka pendek mencatat aset neto sebesar US$217,7 miliar. Dari sisi aset, komposisi AFLN Indonesia berdasarkan jangka waktu asal pada akhir kuartal III/2019 masih didominasi oleh instrumen berjangka pendek sebesar US$252,4 miliar, atau 69,1% dari total aset, yang terutama dalam bentuk cadangan devisa.

Adapun instrumen jangka pendek pada AFLN tersebut meningkat US$2,2 miliar dibandingkan dengan periode sebelumnya 0,9% (qtq). Kondisi ini sejalan dengan peningkatan posisi cadangan devisa dan simpanan.

Dari sisi kewajiban, posisi KFLN didominasi oleh instrumen berjangka panjang sebesar US$656,8 miliar atau 95,0% dari total kewajiban, terutama dalam bentuk investasi langsung, surat utang, dan pinjaman. 

Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, posisi KFLN berjangka panjang tersebut mengalami peningkatan sebesar US$0,3 miliar atau naik 0,04% (qtq).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper