Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sistem Resi Gudang Bantu Petani Sulsel Ekspor Rumput Laut

Kementerian Perdagangan akan terus berupaya menyederhanakan prosedur dan menekan biaya pengujian mutu rumput laut dalam SRG.
Ilustrasi: Petani rumput laut memeriksa tanaman rumput laut di Pantai Ujungnge, Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (31/10)./ANTARA-Yusran Uccang
Ilustrasi: Petani rumput laut memeriksa tanaman rumput laut di Pantai Ujungnge, Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (31/10)./ANTARA-Yusran Uccang

Bisnis.com, JAKARTA — Sistem Resi Gudang di Kawasan Pergudangan Parangloe Indah Makassar, Sulawesi Selatan berhasil membantu petani setempat untuk mengekspor rumput laut ke pasar mancanegara.

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Tjahya Widayati mengatakan bahwa gudang Sistem Resi Gudang (SRG) rumput laut di Makassar telah berhasil memberi nilai tambah hasil panen petani dengan membuka akses pasar baik di dalam negeri maupun untuk keperluan ekspor.

“Saat komoditas rumput laut yang disimpan di gudang SRG memenuhi kecukupan pasokan, standar kualitas, dan harga yang kompetitif, komoditas dapat dijual kepada para importir di luar negeri,” ujar Tjahya melalui siaran pers, Rabu (25/12/2019).

Tjahya menegaskan bahwa untuk mendorong peningkatan ekspor rumput laut, Kementerian Perdagangan akan terus berupaya menyederhanakan prosedur dan menekan biaya pengujian mutu rumput laut dalam SRG.

Pemerintah akan berkoordinasi dengan Badan Karantina Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai salah satu Lembaga Penilaian Kesesuaian Uji Mutu Ikan dalam SRG.

Berdasarkan catatan Bisnis, Indonesia memiliki peran yang cukup besar terhadap pasar rumput laut dunia. Indonesia berhasil mengekspor produk olahan rumput laut, karaginan, dengan kode HS 1302.39 ke berbagai negara dengan nilai US$71,20 juta pada 2018. Angka tersebut pun naik 87,03 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Terdapat lima negara yang menjadi tujuan ekspor Indonesia, yaitu China dengan nilai US$28,35 juta, AS sebesar US$9,04 juta, Jepang US$5,09 juta, Belanda US$4,62 juta, dan Inggris US$4,26 juta.

Adapun, gudang milik PT Asia Sejahtera Mina tersebut dikelola oleh PT Wahana Pronatular Tbk. sejak pertengahan 2019 dan telah menerbitkan dua resi gudang untuk 300 ton rumput laut senilai Rp7,05 miliar dengan pembiayaan lebih dari Rp4,93 miliar melalui Bank BJB.

Sebelumnya, gudang SRG itu dikelola Koperasi Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (Kospermindo) dan pada periode Maret 2018 hingga Maret 2019 telah menerbitkan delapan resi gudang untuk 950 ton rumput laut senilai Rp8,55 miliar dengan pembiayaan mencapai Rp5,35 miliar melalui Bank BJB dan PKBL PT Kliring Berjangka Indonesia.

Di sisi lain, Kementerian Perdagangan terus meningkatkan ekspor nonmigas dengan mengoptimalkan pemanfaatan SRG sebagai instrumen pengamanan persediaan komoditas.

SRG merupakan instrumen tunda jual yang menguntungkan petani. Hal tersebut karena komoditas yang disimpan petani di SRG dapat dijual kembali pada saat harga sudah naik di pasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper