Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perunggasan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. menargetkan pertumbuhan pendapatan pada 2020 dapat mencapai 10%-15% dibandingkan dengan 2019.
Pada awal tahun, emiten berkode saham JPFA itu menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 14%-17% dibandingkan dengan 2018 yang tercatat Rp34,01 triliun. Artinya, perseroan mengincar pendapatan sekitar Rp38,77 triliun sampai dengan Rp39,79 triliun.
Adapun sampai dengan kuartal III/2019, emiten perunggasan itu telah merealisasikan pendapatan sebesar Rp27,17 triliun. Jumlah itu setara dengan 70,07% target tahun ini sebesar Rp38,77 triliun atau telah tumbuh 7,26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp25,33 triliun.
Untuk tahun depan, Head of Corporate Finance Japfa Comfeed Indonesia Putut Djagiri mengatakan perseroan optimistis pendapatan dapat tumbuh sebesar 10%-15%. Dia melihat bisnis unggas masih belum menemui titik jenuh dan berpeluang tumbuh pesat pada 2020.
“Kami berharap ada pertumbuhan dua digit pada tahun depan. Proyeksi internal yang kami lakukan mencerminkan kondisi tahun depan akan bagus, jadi kami optimistis dapat tumbuh 10%-15% dengan peluang yang ada,” katanya kepada Bisnis pada Selasa (17/12/2019).
Dengan demikian, pada 2020, Japfa mengincar pendapatan sekitar Rp42,64 triliun sampai dengan Rp44,58 triliun bila dibandingkan dengan target tahun ini. Target itu menjadi yang paling tinggi dalam 5 tahun terakhir.
Baca Juga
Putut menambahkan untuk menopang target pertumbuhan tahun depan, perseroan akan memakasimalkan alat-alat kerja serta melakukan ekspansi, terutama pada biang peternakan unggas baik itu pakan ternak, peternakan, dan makanan olahan.
“Kami akan melakukan ekspansi pada segmen peternakan unggas. Belanja modal kami tahun depan akan difokuskan untuk segmen peternakan unggas,” ungkapnya.
Adapun belanja modal tahun depan diproyeksikan dapat mencapai Rp2,5 triliun. Sekitar Rp1 triliun dari alokasi tersebut akan digunakan untuk pembangunan pabrik pakan berkapasitas 60.000 ton di Sumatera Utara.
Putut menambahkan pembangunan pabrik di wilayah Sumatera Utara dilakukan untuk memperluas pasar di propinsi sekitarnya. JPFA, lanjutnya, mengincar pasar pakan yang kini terbuka lebar di Aceh, Riau, dan Kepulauan Riau.
“Kami memang ingin meningkatkan kapasitas pakan kami baik itu unggas atau pun ikan untuk melayani pasar di sekitar itu. Pembanguna akan dimulai pada tahun depan, namun baru dapat beroperasi pada 2021 atau 2022,” ungkapnya.
Selain pabrik pakan yang menelan biaya besar, JPFA pun akan membangun rumah potong hewan berikut cold storage. Putut berharap dengan ekpansi itu, perseroan bisa menyimpan stok ayam lebih banyak dan mampu menjaga kendali suplai.