Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Perdagangan Diumumkan, IHSG Menguat 0,45 Persen

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (16/12/2019), pascarilis data neraca perdagangan.
Pengunjungi mengamati layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (15/11/2019)./ANTARA -Dhemas Reviyanto
Pengunjungi mengamati layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (15/11/2019)./ANTARA -Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (16/12/2019), pascarilis data neraca perdagangan.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,45 persen atau 28,17 poin ke level 6.225,49 pada akhir sesi I dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (13/12), indeks mengakhiri pergerakannya di zona hijau yakni level 6.197,32 dengan penguatan 0,94 persen atau 57,92 poin.

Sepanjang perdagangan sesi I pada Senin (16/12), IHSG bergerak di level 6.197,31 - 6.237,92.

Tujuh dari sembilan sektor IHSG menetap di zona hijau pada akhir sesi I, dipimpin tambang (+1,62 persen) dan aneka industri (+1,15 persen). Adapun sektor pertanian dan industri dasar masing-masing turun 1,11 persen dan 0,31 persen.

Sebanyak 200 saham menguat, 182 saham melemah, dan 286 saham stagnan dari 668 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Maha Properti Indonesia Tbk. (MPRO) yang masing-masing naik 1,40 persen dan 24,74 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG pada akhir sesi I.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan November 2019 tercatat mengalami defisit sebesar US$1,33 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, defisit tersebut sejalan dengan kinerja impor November 2019 yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja ekspor November 2019.

"Secara total kinerja impor November 2019 mencapai US$15,34 miliar sehingga kalau dibandingkan dengan kinerja ekspor, terjadi defisit sebesar US$1,33 miliar," katanya, Senin (16/12/2019).

Menurutnya, defisit pada November 2019 ini masih jauh lebih baik jika dibandingkan dengan defisit November 2018 sebesar US$2,05 miliar

Sementara itu, kinerja impor November tercatat naik sebesar 3,94 persen dibandingkan dengan Oktober 2019 dan kinerja ekspor pada November 2019 tercatat US$14,01 miliar atau turun 6,17 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 menguat 0,45 persen atau 2,48 poin ke level 548,28 dan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index menguat 0,30 persen atau 2,06 poin ke posisi 694,65 pada akhir sesi I.

Indeks saham lainnya di Asia mayoritas juga bergerak positif, di antaranya adalah indeks Topix Jepang (+0,05 persen), Shanghai Composite China (+0,06 persen), dan Taiex Taiwan (+0,32 persen).

Dilansir dari Reuters, bursa saham Asia pada umumnya menguat setelah pemerintah AS dan China menyepakati kesepakatan dagang ‘fase satu’ antara kedua negara. Meski demikian, aksi ambil untung dan sikap waspada pasar membatasi penguatannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper