Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi 2020: Emiten Keramik dan Kaca Lanjutkan Penambahan Kapasitas

Direktur PT Mulia Industrindo Tbk. Henry Bun menyampaikan perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp100 miliar pada tahun depan, sama dengan alokasi pada tahun ini. Belanja modal itu digunakan untuk biaya operasional rutin perseroan.
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak tiga emiten keramik, porselen, dan kaca mengalokasikan total belanja modal lebih dari Rp200 miliar pada 2020. Belanja modal ini digunakan untuk melanjutkan penambahan kapasitas bisnis eksisting maupun pengembangan kapasitas bisnis baru.

Direktur PT Mulia Industrindo Tbk. Henry Bun menyampaikan perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp100 miliar pada tahun depan, sama dengan alokasi pada tahun ini. Belanja modal itu digunakan untuk biaya operasional rutin perseroan.

Di luar belanja modal rutin tersebut, emiten produsen lembaran kaca itu telah mengalokasikan investasi sebesar US$34 juta untuk peningkatan kapasitas melalui penambahan 3 line mesin. Pembangunan line baru telah dilakukan sejak semester II/2019, yang diperkirakan menyerap investasi sekitar US$25 juta hingga akhir tahun ini.

Emiten bersandi saham MLIA ini merencanakan kapasitas baru, yakni 140 ton per hari untuk segmen botol dan 75 ton per hari untuk gelas. Saat ini kapasitas terpasang untuk segmen botol sebesar 160.000 ton per tahun, sedangkan segmen gelas 67.500 ton per tahun.

Dari situ, kapasitas untuk segmen botol meningkat 32%, sedangkan segmen gelas naik 41%. Perseroan berharap kapasitas baru dapat beroperasi pada kuartal III/2020

“Capex yang dipakai untuk operation rutin sekitar Rp100 miliar, di luar investasi US$34 juta tesebut. Sumbernya dari kas internal,” terangnya pada Jumat (13/12/2019).

Pada tahun depan, perseroan menargetkan dapat mencetak penjualan Rp4,31 triliun atau tumbuh 5% dibandingkan dengan proyeksi hingga akhir tahun ini. Adapun, laba bersih ditargetkan mencapai Rp125 miliar atau tumbuh 25% dari proyeksi akhir tahun.

Perusahaan telah mengoreksi target laba bersih sepanjang tahun ini, dari semula Rp180 miliar - Rp200 miliar menjadi Rp100 miliar. Koreksi laba bersih karena diskon harga sebagai strategi mempertahankan pangsa pasar di tengah serbuan kaca impor.

Lebih lanjut, Direktur PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. Juli Berliana menyampaikan perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp70 miliar pada tahun depan. Sumber pendanaan belanja modal berasal dari kas internal dan pinjaman bank dengan porsi masing-masing sekitar 50%.

Dari alokasi tersebut, sekitar Rp40 miliar - Rp45 miliar digunakan untuk melanjutkan proses penambahan line yang mulai dilakukan pada tahun ini. Sedangkan, Rp25 miliar - Rp30 miliar sisanya digunakan untuk perawatan mesin dan pembangunan gudang baru, sama dengan belanja modal pada tahun ini.

Penambahan line untuk meningkatkan kapasitas produksi saat ini sebesar 9,18 juta meter persegi menjadi 13,5 juta meter persergi dengan alokasi dana Rp150 miliar. Produsen keramik itu, berharap kapasitas baru dapat beroperasi pada kuartal II/2019.

Juli menambahkan pihaknya berharap dapat membukukan 90% dari target penjualan yang dipasang tahun ini yakni sekitar Rp307,41 miliar-Rp315,65 miliar. Adapun, dari sisi bottomline masih dikalkulasi seiring perbaikan yang dilakukan pada spesifikasi produk eksiting.

“Target tahun depan masih belum final, karena ada faktor kedatangan mesin [baru],” imbuhnya.

Sementara itu, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. mulai serius mengembangkan bisnis di segmen produk sanitasi. Ini terlihat dari rencana produsen cetakan sarung tangan ini untuk produksi produk sanitasi dalam skala besar yang akan dimulai pada medio 2020.

Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. Ridwan Goh menyampaikan perseroan mengalokasikan belanja modal sekitar Rp25 miliar - Rp30 miliar pada tahun ini. Belanja modal ini untuk pembelian mesin produk sanitary ware.

“[Sumber pendanaan] dari kas internal dan fasilitas bank],” katanya pada Sabtu (14/12/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper