Bisnis.com, JAKARTA – Saham Saudi Aramco dibuka menguat 10 persen pada sesi perdagangan kedua mereka pada hari Kamis (12/12/2019), secara singkat mendorong valuasi saham emiten minyak milik pemerintah Saudi ini di atas target US$2 triliun.
Saham Aramco menyentuh 38,7 riyal (US$10,32) per lembar sebelum berkurang menjadi sekitar 37 riyal setelah sekitar 15 menit perdagangan, menguat naik 5 persen.
Pada hari perdagangan saham perdana di pasar saham Riyadh hari Rabu (11/12), saham melonjak 10 persen dan menyentuh batas atas perdagangan di bursa.
Saudi Arabian Oil Co (Aramco) menjadi penawaran umum perdana (IPO) terbesar di dunia pekan lalu dengan mengumpulkan US$25,6 miliar, melampaui perolehan Alibaba yang menyentuh nilai IPO hingga $25 miliar pada 2014.
Namun, nilai tersebut jauh di bawah target Putra Mahkota Saudi Mohamad bin Salman pada 2016, yang menyerukan untuk meraih hingga US$100 miliar melalui pencatatan 5 saham di pasar saham internasional dan domestik.
Minimnya minat investor asing terhadap saham Aramco membuat perusahaan membatalkan roadshow di New York dan London, menjual hanya 1,5 persen saham di Riyadh dan bergantung pada investor domestik dan regional.
Analis di Bernstein memprakarsai proyeksi saham Aramco dengan peringkat "Underperform" pada hari Kamis, memperkirakan valuasi hanya mencapai sekitar US$1,36 triliun, di bawah nilai IPO Aramco
"Saudi Aramco adalah perusahaan minyak terbesar, paling menguntungkan di dunia - tetapi ukuran bukanlah segalanya," tulis para analis Bernstein, seperti dikutip Reuters, menandai risiko pertumbuhan pendapatan bersih yang lambat jika harga minyak tetap datar.