Bisnis.com, JAKARTA -- Pasar keuangan Asia memulai Desember dengan lebih aktif setelah data manufaktur China menunjukkan perbaikan yang memperkuat bukti bahwa ekonomi global sedang berubah arah.
Indeks manajer pembelian manufaktur resmi naik menjadi 50,2, menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional pada Sabtu (30/11).
Saham Jepang memimpin kenaikan ekuitas di seluruh wilayah, sementara indeks S&P 500 berjangka naik tipis.
Index Topic Jepang menguat 1% pada pukul 13:28 waktu Tokyo. Sementara itu, Kospi Korea Selatan naik 0,4%, Shanghai Composite naik 0,3% dan Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,5%.
Imbal hasil tresuri sepuluh tahun naik menjadi 1,81%, dan mitra Jepang mereka bergerak semakin dekat ke nol. Pada saat yang sama, yen melemah 0,2% menjadi 109,66 per dolar AS.
Dilansir melalui Bloomberg, sentimen masih dapat dikendalikan dengan proses negosiasi kesepakatan dagang AS-China yang belum berakhir.
Media nasional China, China Times Global menggarisbawahi bahwa Beijing menginginkan pembatalan tarif impor sebagai bagian dari kesepakatan dagang fase satu.
Indeks manajer pembelian manufaktur resmi China melampaui semua perkiraan dalam survei Bloomberg, dan mengindikasikan akselerasi pada November. Indeks swasta yang dirilis Senin (2/12), juga menunjukkan peningkatan.
"Peningkatan dalam PMI manufaktur ini penting karena kita dapat mengatakan dengan lebih pasti, daripada pada awal tahun, bahwa prospek makro China memang stabil," kata Aninda Mitra, analis senior di BNY Mellon Investment Management, dikutip melalui Bloomberg, Senin (2/12).
Data lain yang akan dirilis sepanjang pekan ini antara lain pada manufaktur dan tingkat pekerjaan di Amerika Serikat. Dalam perkembangan terakhir, penjualan online pada festival belanja Black Friday di AS mencapai rekor US$7,4 miliar.
Saham Hong Kong mengalami kenaikan moderat, bahkan setelah bentrokan antara pemrotes dan polisi kembali terjadi pada akhir pekan.
Di kawasan lain, harga minyak memperoleh kembali sebagian dari sell-off 5%-plus pada Jumat (29/11).