Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menawarkan lima seri sukuk pada lelang yang dijadwalkan digelar pada Selasa (26/11/2019).
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Senin (25/11), pemerintah akan melelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yakni seri Surat Perbendaharaan Negara - Syariah (SPN-S) dan Project Based Sukuk (PBS) dengan target indikatif sebesar Rp7 triliun.
Lima seri sukuk yang ditawarkan yaitu seri SPN-S 15052020 yang menawarkan kupon diskonto dan jatuh tempo pada 15 Mei 2020. Lalu, seri PBS002 jatuh tempo pada 15 Januari 2022 dengan kupon 5,45 persen dan PBS026 yang memiliki imbalan tetap dan jatuh tempo pada 15 Oktober 2024.
Kemudian, seri PBS022 yang menawarkan kupon 8,625 persen dan jatuh tempo pada 15 April 2034 serta seri PBS015 dengan kupon 8 persen yang jatuh tempo pada 15 Juli 2047.
Pada 2019, target penerbitan bersih atau net issuance SBN senilai Rp389 triliun. Pada kuartal IV/2019, target penerbitan lelang sebesar Rp127,02 triliun dari 6 kali lelang SBSN dan 5 kali lelang Surat Utang Negara (SUN).
Dengan demikian, lelang sukuk besok merupakan lelang sukuk yang terakhir pada November 2019 dan menyisakan 1 kali lelang sukuk dan 1 kali lelang SUN pada Desember 2019.
Sebelumnya, lelang diproyeksi tak akan digelar hingga bulan depan karena target penerbitan telah terpenuhi.
Baca Juga
Analis pendapatan tetap MNC Sekuritas I Made Adi Saputra mengatakan dengan penerbitan sebesar Rp24,18 triliun pada lelang SUN sebelumya, pemerintah telah menerbitkan SBN lebih tinggi dari target kuartal IV/2019.
Pasalnya, kekurangan sebesar Rp22,18 triliun untuk bisa mencapai target Rp127,02 triliun telah terpenuhi. Dengan terpenuhinya target tersebut dan asumsi tak ada tambahan defisit, dia menilai pemerintah tak bakal melelang surat utang lagi meskipun masih terdapat jadwal lelang hingga pekan kedua Desember 2019.
"Kemungkinan kalau tidak ada penambahan defisit lagi, saya perkirakan tidak ada lelang lagi," ujar Made.