Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Terkerek Saat Mayoritas Mata Uang Asia Melemah

Nilai tukar rupiah berhasil bangkit terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Rabu (20/11/2019).
Karyawati menghitung uang pecahan Rp100.000 di salah satu kantor cabang milik Bank Mandiri, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawati menghitung uang pecahan Rp100.000 di salah satu kantor cabang milik Bank Mandiri, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah berhasil bangkit terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Rabu (20/11/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka terapresiasi tipis 6 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.085 per dolar AS dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (19/11/2019), nilai tukar rupiah ditutup di level Rp14.091 per dolar AS dengan depresiasi 12 poin atau 0,09 persen, pelemahan hari kedua berturut-turut.

Sebaliknya, mata uang lainnya di Asia mayoritas tampak terdepresiasi pada Rabu (20/11) pagi. Depresiasi terdalam dibukukan peso Filipina dan won Korea Selatan yang masing-masing melemah 0,14 persen terhadap dolar AS pada pukul 08.12 WIB.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama terpantau bergerak tak tentu arah cenderung flat.

Setelah dibuka stagnan di posisi 97,856, pergerakan indeks turun hanya 0,004 poin ke level 97,852 pada pukul 08.02 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (19/11), indeks dolar AS mampu membukukan sedikit kenaikan 0,062 poin atau 0,06 persen dan berakhir di level 97,856, setelah tertekan di zona merah selama tiga hari perdagangan beruntun sebelumnya.

Dilansir dari Reuters, kurangnya kejelasan tentang pembicaraan perdagangan antara pemerintah AS dan China masih mendorong investor bersikap hati-hati menjelang rilis risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve AS pada Rabu (20/11) waktu setempat.

Dalam risalah pertemuan kebijakan terkini yang berakhir pada 30 Oktober 2019, pejabat Federal Reserve kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin untuk ketiga kalinya tahun ini dan mengisyaratkan jeda pemotongan lebih lanjut kecuali jika prospek ekonomi berubah.

Sementara itu, pelaku pasar tak banyak melakukan pergerakan karena mencermati beragam kabar mengenai hubungan perdagangan dua negara berekonomi terbesar di dunia itu.

“Ini adalah hari yang sangat menghindari risiko. Ada kesan sedikit hati-hati dan beragam isyarat dari negosiasi perang dagang,” ujar analis Westpac FX Imre Spiezer.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper