Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat Tipis di Awal Pekan

Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Senin (18/11/2019).
Karyawan menata uang rupiah di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Rabu (10/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menata uang rupiah di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Rabu (10/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Senin (18/11/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau dibuka terapresiasi tipis 7 poin atau 0,05 persen ke level Rp14.070 per dolar AS  dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (15/11/2019), rupiah ditutup di level Rp14.077 per dolar AS dengan apresiasi sebesar 11 poin atau 0,08 persen.

Mata uang lainnya di Asia cenderung bergerak variatif dengan besaran tipis pada Senin (18/11) pagi. Apresiasi terbesar dibukukan won Korea Selatan yang menguat 0,16 persen terhadap dolar AS pada pukul 08.15 WIB, sedangkan yuan offshore China melemah tipis 0,07 persen.  

Seiring dengan pergerakan mata uang di Asia, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama terpantau turun tipis 0,043 poin atau 0,04 persen ke level 97,956 pada Senin (18/11) pukul 08.05 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat, indeks dolar melemah 0,17 persen atau 0,164 poin dan berakhir di level 97,999, penurunan hari kedua berturut-turut beruntun.

Dilansir dari Reuters, sejumlah nilai tukar mata uang utama tampak mengawali perdagangan hari ini dengan hati-hati di tengah sikap waspada para pelaku pasar.

Pasar tengah menantikan apakah pemerintah Amerika Serikat dan China dapat segera menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang mereka yang telah membebani pertumbuhan ekonomi global selama lebih dari satu tahun terakhir.

Pada Minggu (17/11), media pemerintah China Xinhua mengatakan bahwa kedua negara melakukan "pembicaraan konstruktif" mengenai perdagangan melalui sambungan telepon pada Sabtu (16/11), tetapi tidak memberikan perincian lebih lanjut.

“Pergerakan mata uang akan didorong oleh berita utama yang terkait dengan masalah perdagangan AS-China. Pasar mengharapkan semacam jawaban untuk itu dalam waktu segera,” ujar Yukio Ishizuki, ahli strategi senior di Daiwa Securities.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper