Bisnis.com, JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk. menyebutkan bahwa tambang emas baru milik perseroan akan siap untuk memasuki tahapan produksi pada tahun depan.
Direktur Utama Aneka Tambang Arie Prabowo Ariotedjo menjelaskan bahwa tambang tersebut adalah tambang Ciarinem yang berlokasi di Papandayan, Jawa Barat. Adapun tambang tersebut memiliki area seluas 4.513 hekatare.
Arie menambahkan bahwa pada saat ini perseroan sedang melakukan pengetesan tahap akhir atau mining block test hingga sebelumnya memulai produksi penuh.
“Diharapkan awal tahun depan sudah ada tes mengambil dan mulai produksi, awal tahun depan mungkin sudah dari yang sana,” ujarnya di Jakarta baru-baru ini.
Adapun tambang Ciarinem tersebut memiliki kapasitas produksi sebanyak 700 kilogram—800 kilogram bijih emas per tahunnya, dengan total sumberdaya sebanyak 3,5 ton.
Perseroan terus mencari sumberdaya emas baru, mengingat salah satu aset produksi emas perseroan yaitu tambang Pongkor semakin hari semakin menipis. Pasalnya, tambang emas tersebut telah beroperasi sejak 1994 silam.
Baca Juga
Arie mengatakan bahwa perseroan terus melakukan eksplorasi untuk mendapatkan sumberdaya emas baru. Saat ini, perseroan juga sedang melakukan eksplorasi di tambang yang berada di Pegunungan Bintang, Papua.
Namun, dari proses eksplorasi yang dilakukan saat ini, tambang tersebut masih membutuhkan waktu kurang lebih 5 tahun hingga akhirnya bisa berproduksi secara penuh. Hingga Oktober 2019, perseroan masih melakukan pemetaan geologi, pengukuran lintasan, percontoan soil, test spectral geology, pemerian inti bor, pemboran inti dan geofisika.
Sementara itu, Arie mengatakan bahwa perseroan belum memiliki pandangan untuk mengakuisisi tambang emas baru sebagai sumberdaya emas perseroan.
“Akuisisi saat ini belum, lagi wait and see dulu. Kami lihat dulu semuanya, harga juga lagi naik turun,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Arie juga menjelaskan perkembangan yang terbaru terkait dengan kerja sama perseroan dengan 2 perusahaan asal China untuk proyek penghiliran komoditas nikel.
Arie menjelaskan bahwa proses pre-feasibility study (FS) masih dilakukan bersama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company dan Shandong Xinhai.
“Dengan Huayou masih Cuma lagi dibicarakan sejauh mana yang mungkin untuk layak dilakukan, tahap selanjutnya kalau yang Shandong, kami sudah masuk ke fase untuk pre-FS, kalau pre-fs-nya bilang layak kami lanjut JV , begitu juga dengan Huayou,” ungkapnya.