Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tensi China-AS dan Langkah The Fed Bayangi Pasar Obligasi

Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan tensi China-Amerika Serikat dan langkah The Fed bakal memengaruhi pergerakan pasar obligasi. 
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan tensi China-Amerika Serikat dan langkah The Fed bakal memengaruhi pergerakan pasar obligasi. 

Dikutip dari hasil risetnya, Kamis (14/11/2019), Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan sebelumnya penurunan terjadi di pasar obligasi. Menurutnya, penurunan tersebut diperlukan guna menyeimbangkan pasar karena telah naik sebelumnya. 

Dia menilai penting bagi pasar obligasi mengalami penurunan yang sepadan dengan kenaikan yang terealisasi. Adapun, pada perdagangan hari ini, terdapat dua sentimen yang memengaruhi. 

Pertama, naiknya tensi China-AS memundurkan peluang kesepakatan. Hal itu pun turut menggerus kepastian di pasar. AS enggan menurunkan tarif dan juga menginginkan posisi yang tangguh saat berdiskusi dengab China. 

Sejauh ini AS telah mengenakan tarif lebih dari US$500 miliar terhadap barang China, dan China telah mengenakan tarif sekitar US$110 miliar terhadap barang dari AS. 

AS berusaha mengamankan perjanjian mengenai konsesi yang lebih kuat dari China untuk mengatur perlindungan kekayaan intelektual dan untuk menghentikan praktik transfer teknologi secara paksa sebagai imbalan atas diturunkannya tarif terhadap China. AS pun mengharapkan China agar menandatangani peraturan untuk mencegah manipulasi mata uang serta membuka pasar keuangannya pada tahap pertama.

Sementara itu, China justru ragu menyetujui pembelian barang pertanian AS yang merupakan poin penting dalam kesepakatan tahap I. 

"Batalnya pertemuan Amerika dan China di Chili memang memberikan pengaruh besar, karena mengangkat angka ketidakpastian semakin meninggi," ujarnya.

Kedua, The Fed tak akan memangkas suku bunga acuan lagi dalam waktu dekat. Alasannya, ekonomi sedang berada di tempat yang baik dan tidak membutuhkan l stimulus apabila data ekonomi tetap konsisten. Menurut Gubernur The Fed Jerome Powell, tantangan ke depan masih ada yakni pelemahan ekonomi dari luar Negeri, ketegangan perdagangan, dan inflasi yang rendah. Namun The Fed bakal terus memonitor. 

Sejauh ini The Fed telah memangkas tiga kali suku bunga acuan menjadi 1,5%. Atas proyeksi tersebut, dia merekomendasikan agar investor melakukan jual dengan volume terbatas.

"Kami merekomendasikan jual hari ini dengan volume terbatas," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper