Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global turun tipis pada Selasa (12/11/2019) jelang pidato Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Economic Club of New York, Rabu (13/11).
Investor pun mengharapkan Trump memberikan komentar positif seputar negosiasi perdagangan dengan China dalam ceramahnya itu.
Data Bloomberg menunjukkan, hingga pukul 17:30 WIB, harga emas kontrak Desember 2019 di Comex turun 0,10% atau 1,50 poin ke posisi US$1.455,60 per ons. Di pasar spot, harga emas juga diperdagangkan melemah 0,04% atau 0,55 poin ke level US$1.455,31 per ons.
Economy is BOOMING. Seems set to have yet another record day!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) November 12, 2019
Analis Argonaut Securities, Helen Lau mengatakan, investor mengharapkan berita konstruktif dari Trump, setelah dia mengatakan bahwa pembicaraan perdagangan dengan China berjalan sangat baik. “Waktu untuk pidato semakin dekat itu berdampak negatif pada emas,” katanya dikutip dari Reuters, Selasa (12/11).
Pidato makan siang Trump di klub tersebut akan diawasi ketat oleh para investor yang cemas terhadap berita positif tentang perang dagang jangka panjang pemerintahan Trump dengan China.
Lebih lanjut membebani harga emas, pasar saham Asia naik lebih tinggi karena investor menunggu pidato Trump, sementara indeks dolar sedikit lebih tinggi terhadap mata uang saingan juga memainkan perannya.
Baca Juga
Sengketa dagang selama berbulan-bulan tersebut telah mengguncang pasar keuangan, serta memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global, mendorong logam mulia, yang dianggap sebagai aset yang aman di saat ketidakpastian politik dan ekonomi, lebih dari 13% lebih tinggi tahun ini.
Amerika Serikat dan China telah sepakat untuk menurunkan tarif barang satu sama lain sebagai bagian dari fase pertama kesepakatan perdagangan, tetapi Trump membantah perjanjian semacam itu.
“Perkembangan baru dalam perang perdagangan AS-China atau data apa pun yang mengarah ke elemen tingkat inflasi akan berdampak pada harga emas,” kata Nicholas Frappell, General Manager di ABC Bullion.
Pekan lalu, Presiden Federal Reserve Chicago Charles Evans mengatakan bahwa ekonomi AS berada di tempat yang baik, tetapi jalur inflasi akan menjadi penting dalam memutuskan jalur suku bunga di masa depan.