Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai strategi emiten tekstil memacu kinerja sisa tahun dan aksi rights issue oleh PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) menjadi topik halaman market dan korporasi edisi harian Bisnis Indonesia, Rabu (6/11/2019).
Berikut perincian topiknya:
Siasat Emiten Tekstil Menggulung Laba. Sejumlah emiten tekstil berupaya memacu kinerja pada sisa tahun ini dengan sejumlah strategi seiring dengan kinerja keuangan hingga kuartal III/2019 yang masih belum memuaskan. Dari 16 emiten tekstil dan garmen yang telah merilis laporan keuangan per 30 September 2019, hanya tujuh emiten yang mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih.
JSMR Bidik Rp3 Triliun. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. membidik dana hingga Rp3 triliun pada sisa tahun ini melalui penerbitan kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA) syariah dan dana investasi infrastruktur (DINFRA).
Milenial Kian Gencar Masuk Pasar Modal. Jumlah investor di pasar modal terus menanjak seiring dengan kemudahan yang diberikan otoritas untuk membuka rekening efek. Adapun, investor di bawah usia 30 tahun paling banyak masuk pasar modal. Sosialisasi dan kampanye #yuknabungsaham pun tampaknya berhasil menggaet investor dari kalangan milenial.
SUN Seri Acuan Diborong. Investor kembali memborong seri acuan surat utang negara (SUN) baru untuk tenor 20 tahun yakni seri FR0083 yang menggantikan seri FR0079 dalam lelang yang dilaksanakan Selasa (5/11).
ROTI Bakal Mengembang ke Rp1.650? Kinerja keuangan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. yang solid membawa sejumlah analis mempertahankan rekomendasi beli terhadap saham dengan kode ROTI itu.
Padamnya Laba Emiten Logam. Mayoritas laba emiten logam sepanjang Januari— September 2019 tercatat memudar yang disebabkan oleh meningkatnya beban operasi. Kondisi tersebut diprediksi terus berlangsung hingga tahun depan.
APLN Kebut Rencana Rights Issue. Emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) menargetkan dapat menyelesaikan aksi rights issue akhir tahun ini. Sekretaris Perusahaan Agung Podomoro Land Justini Omas mengatakan para pemegang saham yang hadir pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa menyetujui agenda penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.