Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah BI Menguat 64 Poin, Optimisme Kesepakatan AS-China Topang Mata Uang Asia

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (4/11/2019) di level Rp14.002 per dolar AS, menguat 64 poin atau 0,45 persen dari posisi Rp14.066 pada Jumat (1/11/2019).
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (4/11/2019) di level Rp14.002 per dolar AS, menguat 64 poin atau 0,45 persen dari posisi Rp14.066 pada Jumat (1/11/2019).

Kurs jual ditetapkan di Rp14.072 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.931 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp141.

Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 23 poin atau 0,16 persen ke level Rp14.016 per dolar AS pada pukul 11.05 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (1/11), rupiah ditutup di level Rp14.039 per dolar AS dengan apresiasi sebesar 4 poin atau 0,03 persen.

Rupiah mulai melanjutkan penguatannya pada Senin (4/11) dengan dibuka terapresiasi 37 poin atau 0,26 persen di level 14.002 di pasar spot. Sepanjang perdagangan pagi ini, nilai tukar rupiah bergerak di level 13.998-14.016 per dolar AS.

Nilai tukar mata uang lainnya di Asia turut menguat terhadap dolar AS, dipimpin won Korea Selatan dan ringgit Malaysia yang masing-masing terapresiasi 0,45 persen dan 0,31 persen terhadap dolar AS pada pukul 11.08 WIB (lihat tabel).

Pergerakan kurs mata uang di Asia terhadap dolar AS

Mata uang

Kurs

Pergerakan (persen)

Won Korea Selatan

1.160,30

+0,45

Ringgit Malaysia

4,1525

+0,31

Peso Filipina

50,463

+0,26

Rupee India

70,6463

+0,23

Yuan Offshore China

7,0264

+0,22

Rupiah

14,016

+0,16

Dolar Taiwan

30,407

+0,16

Yuan Onshore China

7,0276

+0,09

Dolar Singapura

1,3567

+0,07

Baht Thailand

30,163

+0,07

Yen Jepang

108,22

-0,03

Dolar Hong Kong

7,8372

-0,01

Dilansir dari Bloomberg, nilai tukar won Korea Selatan memimpin penguatan di antara mata uang Asia di tengah optimisme bahwa pemerintah Amerika Serikat dan China bergerak selangkah lebih dekat menuju kesepakatan perdagangan interim.

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menyatakan optimismenya bahwa AS akan mencapai kesepakatan perdagangan "Fase Satu" dengan China bulan ini.

Ross juga mengatakan lisensi bagi perusahaan-perusahaan AS untuk menjual komponen-komponen ke Huawei Technologies akan segera meluncur.

“Optimisme yang berlaku atas kesepakatan perdagangan Fase Satu telah mengangkat nilai tukar mata uang Asia secara keseluruhan,” ujar Ken Cheung, kepala pakar strategi valas Asia di Mizuho Bank, Hong Kong.

“Kinerja dolar AS yang lesu juga membuat pelaku pasar nyaman untuk membangun long position untuk mata uang Asia,” tambahnya.

Seiring dengan pergerakan mata uang Asia, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau melemah 0,05 persen atau 0,046 poin ke level 97,193 pada pukul 11.21 WIB.

Pada perdagangan Jumat (1/11), indeks dolar AS ditutup di posisi 97,239 dengan melemah 0,113 poin atau 0,12 persen, penurunan hari kelima berturut-turut.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

Tanggal

Kurs

4 November

14.002

1 November

14.066

31 Oktober

14.008

30 Oktober

14.044

29 Oktober

14.028

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper