Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham global serentak menguat pada perdagangan sore ini (Jumat, 1/11/2019), saat investor mencermati data manufaktur China yang lebih baik dari perkiraan dan ketidakpastian atas kesepakatan perdagangan Amerika Serikat-China.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 menguat 0,5 persen, indeks FTSE Inggris menanjak 0,4 persen, dan indeks futures S&P 500 naik 0,2 persen pada pukul 08.19 pagi waktu London (pukul 15.19 WIB).
Pada saat yang sama, indeks indeks MSCI Asia Pacific naik 0,3 persen dan indeks MSCI Emerging Market menguat 0,4 persen.
Dilansir dari Bloomberg, bursa saham di Jepang mengikis pelemahannya, sedangkan bursa saham di Hong Kong dan China naik setelah indeks manufaktur Caixin secara tak terduga naik.
Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Caixin/Markit untuk Oktober naik menjadi 51,7 pada Oktober dari 51,4 pada September.
Selain mencatat ekspansi untuk bulan ketiga berturut-turut, raihan pada Oktober lebih baik daripada perkiraan para ekonom dalam survei Reuters yang memperkirakan penurunan pertumbuhan menjadi 51,0.
Baca Juga
Hasil yang lebih baik daripada ekspektasi ini berbanding terbalik dengan data PMI manufaktur resmi yang dirilis pada Kamis (31/10/2019). Aktivitas manufaktur China dilaporkan menyusut untuk bulan keenam beruntun pada Oktober.
Bursa saham global pun terguncang pada Kamis (31/10/2019) setelah pejabat pemerintah China menyampaikan keraguan soal mencapai kesepakatan perdagangan jangka panjang yang komprehensif dengan pemerintah AS.
Keraguan ini disampaikan bahkan ketika kedua belah pihak mengatakan kemungkinan penandatanganan perjanjian "fase satu" dalam beberapa pekan ke depan.
Fokus pasar selanjutnya akan tertuju pada rilis laporan nonfarm payroll bulanan AS pada Jumat (1/11) dan data manufaktur AS untuk Oktober, yang dapat memberikan katalis baru untuk sentimen pasar.
“Pelaku pasar, dan bahkan mungkin The Fed, telah sangat optimistis mengenai gencatan senjata perdagangan,” ujar Tiffany Wilding, kepala ekonom AS di Pacific Investment Management Co., kepada Bloomberg TV.
“Kita bisa melihat lebih banyak kemunduran dari sana,” tambahnya memperingatkan.