Bisnis.com, JAKARTA - PT Phapros Tbk. terus memperluas pasar ekspornya, salah satunya dengan menggarap pasar Peru, Amerika Selatan.
Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami mengatakan perusahaan melakukan ekspor perdana produk Tuberkolosis ke Peru pada Senin (28/10/2019). Obat tersebut merupakan produk unggulan perseroan hasil pengembangan sendiri.
Nilai ekspor perdana tersebut diperkirakan masih kurang dari Rp5 miliar. Namun, anak usaha dari PT Kimia Farma Tbk. ini, optimistis nilai ekspor berpeluang lebih besar seiring dengan adanya proyek tender pemerintah negara setempat.
Emmy berharap upaya peningkatan ekspor ini dapat meningkatkan kontribusi ekspor menjadi di atas 5% terhadap total penjualan.
Sebelumnya, pada 2014, emiten bersandi saham PEHA ini juga telah melakukan ekspor perdana ke Kamboja berupa 11 jenis produk yang di antaranya merupakan produk unggulan perseroan seperti Antimo Group dan Dextamine.
"Peru memiliki banyak perusahaan farmasi lokal, tetapi di antara mereka belum ada yang bisa memproduksi obat TBC. Sehingga ekspor ini juga merupakan salah satu pencapaian Phapros pada 2019," katanya dalam keterangan resmi, Senin (28/10/2019).
Baca Juga
Emmy menjelaskan proses penjajakan kerja sama ekspor dan impor dengan Peru berlangsung sejak akhir tahun 2018.
PEHA mengetahui kebutuhan yang besar atas produk obat Tuberkulosis (TBC) di Peru, termasuk upaya untuk menekan prevalensi kasus penyakit tersebut di negara tersebut.
"Sehingga kami siap menjalin kerja sama dengan Peru pada 2018 untuk produk obat TBC yang juga merupakan salah satu produk unggulan PEHA hasil pengembangan sendiri. Kerja sama pada 2018 tersebut kemudian diwujudkan melalui ekspor perdana kami ke Peru pada 28 Oktober 2019," imbuhnya.
Menurut World Health Organisation (WHO), prevalensi kasus TBC di Peru merupakan yang tertinggi di wilayah Amerika. Tingkat keberhasilan pengobatannya cenderung lambat hanya sekitar 1,5% per tahun, selanjutnya perlu ditingkatkan hingga 4%-5% untuk mengakhiri epidemi TBC dan penyakit menular lainnya pada 2030.