Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Minyak AS Susut, WTI & Brent Reli di Hari Ketiga

Harga minyak mentah melanjutkan reli tiga hari berturut-turut pada perdagangan Kamis (24/10/2019), seiring menyusutnya stok minyak mentah AS dan penutupan aktivitas pipa minyak utama.
Pumpjacks terlihat saat matahari terbenam di ladang minyak Daqing di provinsi Heilongjiang, China 22 Agustus 2019./REUTERS-Stringer
Pumpjacks terlihat saat matahari terbenam di ladang minyak Daqing di provinsi Heilongjiang, China 22 Agustus 2019./REUTERS-Stringer

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melanjutkan reli tiga hari berturut-turut pada perdagangan Kamis (24/10/2019), seiring menyusutnya stok minyak mentah AS dan penutupan aktivitas pipa minyak utama.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember menguat 0,26 poin ke level US$56,23 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Desember menguat 0,50 poin ke level US$61,67 per barel di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London.

Minyak mentah AS menguat setelah pipa minyak North Sea Forties ditutup setelah kehilangan daya.

Sementara itu, cadangan minyak mentah dan produk minyak AS, tidak termasuk cadangan minyak strategis, turun 9 juta barel pekan lalu ke level terendah sejak Mei, menurut data Energy Information Administration (EIA) yang dirilis pada hari Rabu.

Sementara itu, persediaan bensin turun untuk minggu keempat berturut-turut karena permintaan untuk bahan bakar motor naik ke level tertinggi sejak 1991 secara musiman. Impor minyak asing merosot ke level terendah dalam lebih dari dua dekade.

Namun, kekhawatiran atas perlambatan ekonomi masih berlanjut setelah ukuran indeks manufaktur dan jasa Jerman dari IHS Markit mengisyaratkan kemerosotan negara akan berlanjut ke kuartal keempat.

"Tren telah sedikit berubah di sini, terutama pada tingkat tertentu, kita keluar dari musim perputaran dan bahwa pemeliharaan mungkin sudah mencapai titik terendah," kata Bob Yawger direktur divisi berjangka di Mizuho Securities USA, seperti dikutip Bloomberg.

“Ini berarti akan terlihat sejumlah penurunan (cadangan minyak) di sini," lanjutnya.

Minyak mentah melemah 15 persen dari puncaknya pada April karena perselisihan perdagangan yang berkepanjangan antara AS dan China melemahkan permintaan global.

Pelemahan ini memberi tekanan pada Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya untuk mempertimbangkan pemangkasan produksi lebih lanjut ketika mereka bertemu di bulan Desember. Namun, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari Rabu bahwa tidak ada anggota OPEC+ yang telah mengajukan proposal untuk mengubah ketentuan dari kesepakatan mereka.

Penurunan permintaan masih bertahan di Asia, pusat konsumsi terbesar minyak mentah. Ekonomi Korea Selatan tumbuh pada laju yang lebih lambat pada kuartal ketiga, sementara China pekan lalu melaporkan penurunan laju pertumbuhan ekonomi ke level terendah sejak awal 1990-an.

 

Pergerakan minyak mentah WTI kontrak November 2019
TanggalHarga (US$/barel)Perubahan

24/10/2019

56,23

+0,26 poin

23/10/2019

55,97

+1,49 poin

22/10/2019

54,48

+0,85 poin

Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Desember 2019
TangalHarga (US$/barel)Perubahan

24/10/2019

61,67

+0,5 poin

21/10/2019

61,17

+1,47 poin

22/10/2019

59,70

+0,74 poin

 Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper