Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelantikan Presiden Diproyeksi Gairahkan Pasar Modal

Pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin telah dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024 pada Minggu (20/10/2019).
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI masa jabatan 2019—2024 dinilai bakal membawa angin segar ke pasar modal.
 
Kepastian dari sisi politik diklaim bakal menambah tenaga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (21/10/2019).
 
Seiring dengan fokus investor ke pelantikan Presiden Joko Widodo beserta Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk masa jabatan lima tahun ke depan, IHSG pun parkir di zona hijau pada akhir perdagangan pekan lalu.
 
IHSG terapresiasi 0,17 persen ke level 6.191 pada akhir perdagangan Jumat (18/10). Selama sepekan lalu, indeks menghijau 1,41 persen sedangkan secara year-to-date (ytd) masih melemah 0,04 persen.
 
Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq menjelaskan momentum pelantikan presiden dan pengumuman kabinet bakal berdampak positif ke pasar modal.
 
“Positif karena biasanya kalau pelantikan kabinet juga dilihat [kubu] oposisinya. Dari sinyal-sinyal kan Pak Prabowo sudah merapat ke Pak Jokowi di kabinet. Jadi, saya kira ini kabinet yang cukup kuat lah untuk lima tahun ke depan,” tuturnya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Hanif melanjutkan biasanya indeks selalu melaju pada Tahun Pemilu karena pelaku pasar mengapresiasi kepastian politik untuk lima tahun ke depan.
 
“Kita ingat dulu waktu 2014 dan 2009, IHSG waktu itu kan juga naik cukup lumayan sampai dengan sekarang ini. Kita bisa harapkan hal yang sama,” ujarnya.
 
Avrist Asset Management memperkirakan sampai akhir tahun ini, IHSG bisa menuju level 7.000. Pasalnya, tren pergerakan indeks pada akhir tahun cenderung selalu menguat.
 
Pada tahun lalu, terang Hanif, kondisi pasar saham pada Oktober menyentuh titik terendah, yakni di level 5.731. Tetapi, mampu ditutup menguat hingga 8 persen di level 6.194 pada akhir tahun. 

Indeks pun terus menanjak hingga awal 2019, ke kisaran 6.500.
 
“Sekarang kan Oktober, sudah mendekati akhir tahun. Apalagi setelah pelantikan, saya kira ini akan membuat reli IHSG,” sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper